Kisah Pria Filipina Dua Bulan Terkatung-katung di Laut

30 Maret 2017 8:49 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rolando Omongos (Foto: AFP)
Seorang pria asal Filipina berhasil bertahan hidup setelah hampir dua bulan terkatung-katung di laut. Dia diselamatkan dalam keadaan sangat lemah dan tubuh kurus kering, dehidrasi parah akibat kurang makan dan minum.
ADVERTISEMENT
Rolando Omongos, 21, hampir putus asa dan pasrah jika memang maut menghampirinya. Dia terombang-ambing selama 58 hari, usai perahu boat miliknya terseret badai pada 10 Januari lalu. Diberitakan AFP, Omongos tiba di Manila, Filipina, pada Rabu (29/3) usai menjalani perawatan selama tiga minggu di Papua Nugini.
"Saya menangis tidak henti saat diselamatkan. Saya terlalu lemah untuk berdiri dan mereka harus menggendong saya," kata Omongos.
Omongos terbawa badai setelah dia bersama pamannya yang berusia 31 tahun melaut dari keramba apung di General Santos, selatan Filipina yang menghadap ke Laut Sulawesi. Setelah lima hari terseret jauh ke tengah laut, bahan bakar mesin perahu mereka habis.
Agar perahu sepanjang 2,5 meter itu bisa mengapung lebih tinggi dan tidak terhempas ombak, mereka terpaksa membuang mesin kapal. Kehabisan makan dan air tawar, paman Omongos meninggal dunia satu bulan kemudian.
ADVERTISEMENT
Rolando Omongos (Foto: AFP)
Awalnya, Omongos membiarkan jasad pamannya di dalam perahu, berharap bisa dikuburkan dengan layak jika mereka ditemukan. Tapi ketika jasad tersebut sudah mulai mengeluarkan bau busuk, dengan berat hati dia menenggelamkannya ke laut.
"Tuhan, jaga paman saya. Saya harus tetap hidup untuk mengabarkan kematiannya kepada keluarga," doa Omongos saat itu.
Untuk bertahan hidup, Omongos minum air hujan dan makan lumut yang menempel di lambung perahunya, itu pun hanya beberapa hari sekali. Agar tidak terlalu lama terpapar panas matahari, dia sering menyelam ke laut.
Beberapa kali kapal-kapal besar melintas, namun perahunya terlalu kecil sehingga tidak terlihat. "Tidak kurang dari empat kapal yang melintasi kami setiap hari, saya melambaikan tangan tapi mereka tidak berhenti," lanjut Omongos.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak kehilangan harapan. Saya selalu berdoa. Saya mengatakan pada diri sendiri, setidaknya salah satu dari kami harus pulang," ujar dia lagi.
Akhirnya dia ditemukan oleh kapal pencari ikan Jepang, Wakaba Maru, tiga minggu lalu. Saat itu, berat badan Omongos hanya 20 kg, dari yang semula 61 kg. Dia kemudian diantarkan untuk dirawat di pulau New Britain, Papua Nugini, 3.200 km dari lokasi semua dia terapung.
Pria yang hanya lulus SD ini akan kembali ke kampung halamannya pada Kamis, namun dia mengaku kapok melaut lagi.
"Mungkin saya akan sekolah lagi," kata dia.