Pemerintah Turki Tahan 228 Jurnalis Usai Kudeta Tahun lalu

3 April 2017 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Penjara (Foto: Thinkstock)
Sejak kudeta militer yang gagal tahun lalu, pemerintah Turki menangkapi ratusan jurnalis. Menurut lembaga advokasi jurnalis asal Swedia, Turki memecahkan rekor dunia negara yang paling banyak menahan wartawan.
ADVERTISEMENT
Per 1 April 2017, lembaga Stockholm Center for Freedom (SCF) mencatat ada 228 jurnalis dan pekerja media yang dipenjara di Turki. Sebanyak 194 di antaranya tengah menanti pengadilan, sisanya ditahan tanpa tuduhan apa pun.
Dalam sebuah kasus yang aneh, menurut SCF, ada 21 wartawan yang baru saja dibebaskan oleh pengadilan Istanbul namun ditangkap lagi tidak lama kemudian dengan alasan yang tidak jelas. Padahal mereka baru saja mendekam di penjara selama delapan bulan.
"Para jurnalis ini ditahan sementara keluarga dan orang tercinta menunggu di luar untuk bertemu di Penjara Silivri setelah perintah pembebasan keluar," tulis SCF.
Para jurnalis yang ditahan di Turki dituding terlibat organisasi teroris, menyebar propaganda teroris, atau percobaan menggulingkan pemerintah. Penangkapan mereka hampir tidak memiliki bukti yang kuat, hanya artikel-artikel, pesan di Twitter dan buku.
ADVERTISEMENT
SCF mencatat hampir 90 persen wartawan yang ditahan di Turki ditangkap setelah kudeta militer yang gagal pada 15 Juli 2016 lalu. Pemerintah Recep Tayyip Erdogan menuding gerakan Fethullah Gulen terlibat dalam kudeta itu. Gulen yang berada dalam pengasingan di Amerika Serikat membantah tudingan itu.
Erdogan kala itu bersumpah akan memberantas gerakan Gulen. Turki lantas melakukan pembersihan besar-besaran, memecat dan menangkap puluhan ribu orang, termasuk tentara, pegawai negeri dan akademisi.
"Turki adalah pemenjara jurnalis terbesar di dunia. Lebih dari setengah jurnalis yang ditahan di seluruh dunia ada di Turki, yang merupakan negara anggota Dewan Eropa dan kandidat anggota Uni Eropa," tulis SCF.