Sikap Hamas Melunak Terhadap Israel

2 Mei 2017 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Khaled Meshaal (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
Partai Hamas yang menguasai Gaza memaparkan sikap baru mereka yang melunak terhadap Israel. Hamas tidak lagi menyerukan penghancuran Israel, dan menyatakan akan putus hubungan dengan kelompok Ikhwanul Muslimin.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, paparan ini disampaikan dalam dokumen yang dibacakan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di Doha, Qatar, pada Senin (1/5). Meshaal mengatakan Hamas tidak lagi ingin membumihanguskan Israel, namun mereka tetap menentang kedaulatan negara itu dan mendukung setiap "perjuangan bersenjata" terhadap Israel.
Hamas juga menyatakan akan memutus seluruh hubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Padahal dalam pembentukannya pada 1987, Hamas terinspirasi pada gerakan Ikhwanul Muslimin yang berdiri di Mesir.
Diduga pernyataan Hamas ini untuk mencari dukungan dari negara-negara Teluk di Arab dan Mesir, yang menganggap Ikhwanul Muslimin organisasi teror. Meshaal mengakui bahwa sikap terbaru ini juga demi mengambil hati Eropa.
HAMAS (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)
"Kami tidak ingin melemahkan prinsip kami, tapi kami ingin terbuka. Kami berharap dokumen ini akan memberikan perubahan terhadap sikap negara-negara Eropa terhadap kami," kata Meshaal.
ADVERTISEMENT
Dalam dokumen itu, Hamas yang telah menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007 juga menyetujui berdirinya negara Palestina dengan garis batas tahun 1967, saat Israel mencaplok Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur dalam perang dengan Arab. Israel keluar dari Gaza pada 2005.
Meshaal menegaskan bahwa Hamas tidak memerangi Yudaisme, melainkan penjajahan Israel atas Palestina.
"Hamas mendukung pembebasan seluruh Palestina, tapi juga siap mendukung perbatasan 1967 tanpa mengakui Israel atau menyerahkan hak-hak apapun," kata Meshaal.
Menanggapi dokumen itu, Israel mengatakan Hamas coba membodohi dunia.
"Hamas mencoba membodohi dunia tapi mereka tidak akan sukses. Mereka menggali terowongan teror dan melancarkan ribuan serangan rudal terhadap warga sipil Israel. Ini adalah Hamas yang sebenarnya," ujar Israel.
ADVERTISEMENT
HAMAS (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)
Hamas telah tiga kali berperang dengan Israel sejak tahun 2007, menewaskan ribuan warga Gaza. Karena sikap Hamas yang tidak mengakui Israel dan ikut serta dalam perundingan damai, banyak negara Barat yang memasukkan kelompok ini ke dalam daftar teroris.
Sementara Fatah, partai yang berseberangan dengan Hamas, mengatakan pernyataan Meshaal itu persis seperti sikap yang diambil Fatah hampir 30 tahun lalu.
"Dokumen baru Hamas mirip seperti milik Fatah di tahun 1988. Hamas harus meminta maaf kepada Fatah setelah 30 tahun menuduh kami mengkhianati kebijakan itu," ujar juru bicara Fatah, Osama al-Qawasme.
Dokumen Hamas ini dibacakan selang dua hari sebelum Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambangi Washington.
ADVERTISEMENT
Perundingan damai Israel dan Palestina yang dimediasi Barat mandek tiga tahun lalu. Alasannya, Israel melanjutkan kembali pembangunan permukiman Yahudi ilegal di daerah caplokan Tepi Barat.