Takut Dimata-matai Rusia, Trump Larang AS Pakai Anti Virus Kaspersky

14 September 2017 13:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kaspersky Lab. (Foto: Kaspersky Lab)
zoom-in-whitePerbesar
Kaspersky Lab. (Foto: Kaspersky Lab)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Presiden Donald Trump melarang seluruh badan pemerintahan di Amerika Serikat untuk menggunakan anti-virus buatan perusahaan Rusia, Kaspersky. Larangan ini dikeluarkan karena AS khawatir piranti lunak Kaspersky digunakan oleh Rusia untuk memata-matai mereka.
ADVERTISEMENT
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) dalam surat perintahnya meminta seluruh badan pemerintah melaporkan penggunaan Kaspersky dalam sistem komputer mereka dalam waktu 30 hari. Setelah itu dalam waktu 90 hari, mereka diminta untuk tidak menggunakan anti virus asal Moskow tersebut.
Perintah ini berlaku untuk seluruh badan pemerintahan sipil. Pentagon sejak awal tahun ini telah berhenti menggunakan Kaspersky untuk jaringan komputer militer.
DHS mengaku khawatir piranti Kaspersky digunakan Rusia untuk menginfiltrasi jaringan komputer AS. Menurut DHS, ada beberapa pejabat di Kaspersky yang punya hubungan dengan agen intelijen Rusia dan badan pemerintahan Kremlin.
Analis keamanan siber di Kaspersky Lab. (Foto: Kaspersky)
zoom-in-whitePerbesar
Analis keamanan siber di Kaspersky Lab. (Foto: Kaspersky)
"Risikonya pemerintah Rusia, baik bertindak sendiri atau berkolaborasi dengan Kaspersky, bisa dapat akses yang diberikan produk Kasperksy untuk mencuri informasi dan masuk ke sistem informasi yang berbahaya bagi keamanan nasional AS," ujar DHS.
ADVERTISEMENT
Rusia dan China kerap dituding berada di balik peretasan dan pencurian email pribadi warga AS. Pada pemilu tahun lalu, Rusia disebut berada di balik pembobolan email tim pemenangan Hillary Clinton.
Menurut situs Tech Radar, Kaspersky yang didirikan pada 1997 adalah salah satu perusahaan anti virus terbaik di tahun 2017. Ada lebih dari 400 juta pengguna Kaspersky di seluruh dunia. Kerugian akibat larangan pakai di lembaga pemerintah AS diperkirakan tidak akan berpengaruh banyak bagi pemasukan Kaspersky.
Eugene Kaspersky, salah satu pendiri Kaspersky, pernah belajar di sekolah KGB, badan mata-mata Rusia. Kaspersky juga diketahui bekerja sama dengan FSB, lembaga intelijen Moskow. Tapi Kaspersky membantah jika piranti lunak mereka digunakan untuk memata-matai.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada bukti kredibel yang pernah dihadirkan oleh siapa pun dan organisasi mana pun, karena tuduhan itu salah dan tidak akurat," ujar pernyataan Kaspersky.