Turis China Dilarang Masuk ke Toko Kosmetik Jepang

26 November 2017 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ada tanda 'No Chinese', kosmetik Jepang minta maaf  (Foto: Dok.Weibo)
zoom-in-whitePerbesar
Ada tanda 'No Chinese', kosmetik Jepang minta maaf (Foto: Dok.Weibo)
ADVERTISEMENT
Sebuah perusahaan kosmetik di Jepang meminta maaf setelah salah satu tokonya memajang tanda larangan masuk bagi turis China. Kasus ini menambah satu lagi polemik soal wisatawan asal Negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Minggu (26/11), permintaan maaf datang dari produsen kosmetik kenamaan Jepang, Pola Cosmetics, setelah foto pintu salah satu toko mereka diunggah di Weibo. Ada secarik kertas tertempel, bertuliskan bahasa Jepang yang berarti "Orang China Dilarang Masuk."
Tidak diketahui di mana toko itu berada, namun sepertinya bukan di daerah tujuan turis China. Foto tersebut langsung ramai jadi bahan perbincangan di Weibo, sosial media serupa Twitter di China.
Pihak Pola mengeluarkan permintaan maaf dan mengatakan sudah mencabut larangan tersebut, namun tidak merinci di mana toko itu berada.
"Kami meminta maaf dan menyesalkan poster tidak pantas itu...yang telah menyebabkan perasaan tidak enak dan mengganggu banyak orang," kata Pola dalam pernyataan yang juga ditulis dalam bahasa Mandarin.
Turis China. (Foto: Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Turis China. (Foto: Antara)
"Kami akan menangguhkan operasional toko itu dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," lanjut mereka.
ADVERTISEMENT
Peristiwa kali ini menambah panjang kasus terhadap turis China di banyak negara. Walau jumlahnya berlimpah, namun turis China dianggap serampangan dan tidak patuh aturan.
Salah satu kasus terparah terjadi pada 2013 ketika seorang turis asal China mencoret-coret kuil Luxor berusia 3.500 tahun di Mesir.
Museum Louvre di Paris bahkan pernah menuliskan larangan berbahasa Mandarin untuk "tidak buang air besar sembarangan". Walau tidak disebut ditujukan untuk siapa, bahasa yang digunakan sudah jelas menunjukkannya.
Pemerintah China sampai malu, mengancam akan menghukum warganya yang kedapatan melanggar peraturan di negara lain.
Namun betapapun buruknya tindakan turis China di luar negeri, banyak negara yang membutuhkan mereka untuk menambah pemasukan.
Tercatat tahun 2016, ada 122 juta warga China yang berwisata ke luar negeri. Negara-negara seperti Mesir atau Tunisia butuh para turis asing ini untuk membangkitkan sektor pariwisata mereka yang terpuruk akibat konflik.
ADVERTISEMENT