UEA Dituding Meretas Media Qatar, Biang Keladi Kisruh Diplomatik

18 Juli 2017 10:05 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Doha, Qatar. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Doha, Qatar. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Uni Emirat Arab (UEA) dituding berada di balik peretasan media Qatar dan merekayasa pernyataan Emir pada Mei lalu. Tulisan di media tersebut menjadi biang keladi putusnya hubungan antara Qatar dengan negara-negara Teluk yang dimotori Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Dikutip Reuters, Senin (17/7), tudingan ini muncul dari pengakuan seorang pejabat intelijen Amerika Serikat kepada Washington Post Minggu lalu. Menurut informasi dan analisis intel AS, kata sumber Washington Post, para pejabat tinggi UEA telah merencanakan peretasan terhadap Kantor Berita Qatar (QNA) pada 23 Mei.
Intel AS yang tidak disebut namanya itu mengatakan, tidak diketahui apakah UEA sendiri yang meretas situs QNA atau membayar orang lain untuk melakukannya.
Dalam tulisan QNA, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dikutip memuji gerakan Hamas di Gaza dan menyebut Iran "kekuatan Islam". Pernyataan ini membuat berang Arab Saudi dan sekutunya yang menganggap Hamas dan Iran sebagai teroris.
Saudi pada 5 Juni langsung memutuskan seluruh hubungan diplomatik dan dagang dengan Qatar, disusul oleh UAE, Mesir, dan Bahrain. Qatar dituding mendukung kelompok teroris, termasuk Ikhwanul Muslimin.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Qatar telah membantahnya, mengatakan situs QNA diretas dan pernyataan emir adalah rekayasa. Qatar bahkan menyewa penyidik dari AS untuk membuktikan peretasan tersebut. Laporan di Washington Post kian menguatkan bantahan mereka.
"Informasi yang diterbitkan di Washington Post pada 16 Juli 2017 yang mengungkapkan keterlibatan Uni Emirat Arab dan pejabat Emirat dalam peretasan Kantor Berita Qatar, membuktikan kejahatan peretasan telah terjadi," ujar pernyataan pemerintah Qatar.
Qatar juga menolak memenuhi 13 tuntutan Saudi cs agar blokade diakhiri dan hubungan diplomatik diperbaiki. Dalam tuntutan tersebut, Saudi menuntut Qatar menutup kantor berita al-Jazeera, memutus hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, dan membayar kompensasi kerugian
Sementara itu UEA membantah laporan Washington Post itu dan negara-negara Teluk tetap akan menjatuhkan sanksi lebih berat kepada Qatar.
ADVERTISEMENT
"Artikel Washington Post hari ini yang mengatakan kami meretas Qatar tidak benar," kata Menteri Luar Negeri Qatar Anwar Gargash.