WHO: Miras Bunuh 3 Juta Orang Per Tahun

22 September 2018 12:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemusnahan minuman keras dan tembakau ilegal. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemusnahan minuman keras dan tembakau ilegal. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Konsumsi minuman keras alias miras beralkohol telah membunuh 3 juta orang per tahun, lebih banyak dibanding korban AIDS, kekerasan, atau kecelakaan lalu lintas jadi satu. Ini berdasarkan laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis Jumat (21/9).
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, dalam laporan setebal hampir 500 halaman itu, WHO mencatat satu dari 20 kematian setiap tahun disebabkan oleh konsumsi miras. Termasuk di dalamnya adalah kecelakaan lalu lintas saat mabuk, kekerasan karena mabuk, penyakit yang disebabkan alkohol, atau kecanduan alkohol.
Sebanyak 3 juta orang meninggal karena miras pada pencatatan WHO terakhir pada 2016. Angka ini mencakup 5,3 persen sebab kematian dalam setahun. Angka ini lebih besar dari kematian akibat AIDS yaitu 1,8 persen, kecelakaan lalu lintas 2,5 persen, atau pembunuhan 0,8 persen.
Studi WHO juga membantah mitos bahwa mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit tidak berdampak buruk, baik untuk kesehatan. Menurut WHO, tidak ada batas aman mengkonsumsi alkohol, yang aman adalah tidak menenggak miras sama sekali.
ADVERTISEMENT
Konsumsi miras juga menyebabkan 200 penyakit, di antaranya sirosis hati dan beberapa jenis kanker. Laporan WHO juga menyebut konsumen miras rentan tertular penyakit seperti TBC, HIV, dan radang paru.
Di seluruh dunia, kata WHO, ada 237 juta pria dan 46 juta wanita yang menderita akibat alkohol. Eropa adalah benua dengan konsumen miras terbanyak di seluruh dunia. Beberapa konsumen miras di Asia juga meningkat jumlahnya, terutama di China dan India.
WHO mengimbau negara-negara melakukan tindakan untuk menghentikan konsumsi miras dan memenuhi target pengurangan jumlah konsumen miras hingga 10 persen antara 2010 dan 2025.
"Terlalu banyak orang, keluarga dan masyarakat yang menderita konsekuensi buruk dari penggunaan alkohol seperti kekerasan, luka, masalah kesehatan mental, dan penyakit seperti kanker dan struk. Waktunya meningkatkan aksi mencegah ancaman serius ini," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
ADVERTISEMENT