Konten dari Pengguna

Mengatasi Tantangan Pendidikan di Desa Pucang dengan P-ATS Oleh Mahasiswa KKN

Deqi Norma Agustina
Mahasiswa S1 Teknik Industri Universitas Diponegoro
19 Agustus 2024 13:15 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deqi Norma Agustina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendampingan Pendataan Anak Tidak Sekolah (P-ATS) di Dusun Pucang Gunung
zoom-in-whitePerbesar
Pendampingan Pendataan Anak Tidak Sekolah (P-ATS) di Dusun Pucang Gunung
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Tim II KKN Universitas Diponegoro (UNDIP) telah melaksanakan program kerja multidisiplin yang berfokus pada Penanganan Anak Tidak Sekolah (P-ATS) di Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Program kerja ini merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan memfasilitasi anak-anak yang tidak bersekolah untuk mendapatkan kembali akses ke pendidikan. Program ini berhasil menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu Rencana Aksi Desa (RADes) P-ATS, Surat Keputusan (SK) Pembentukan Tim Pelaksanaan Pendidikan, dan SK Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP).
ADVERTISEMENT
Langkah pertama dalam pelaksanaan program ini adalah mengidentifikasi anak-anak yang termasuk dalam kategori ATS di Desa Pucang. Pendataan dilakukan di 6 dusun di Desa Pucang, yaitu Dusun Kauman, Dusun Karangkulon, Dusun Pucang Pojok, Dusun Pucang Gunung, Dusun Karang Wetan, dan Dusun Prayan. Berdasarkan data yang telah dihimpun, ditemukan bahwa terdapat 9 anak yang termasuk dalam kategori ATS. Penyebab dari kondisi ini bervariasi, diantaranya adalah masalah ekonomi, anak berkebutuhan khusus, dan anak yang memilih belajar di pondok pesantren yang belum menyediakan jalur pendidikan formal.
Setelah melakukan pendataan, mahasiswa KKN merancang program intervensi yang sesuai dengan kondisi anak-anak yang termasuk kategori ATS. Mahasiswa bekerja sama dengan perangkat desa dan masyarakat setempat untuk menyusun Rencana Aksi Desa (RADes) P-ATS. Dokumen ini berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan program penanganan ATS di tingkat desa.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan keberlanjutan program, mahasiswa juga membantu dalam pembentukan Tim Pelaksanaan Pendidikan melalui penerbitan SK Pembentukan Tim. Tim ini terdiri dari perwakilan perangkat desa, guru, dan anggota masyarakat yang bertanggung jawab untuk mengawal implementasi RADes P-ATS. Dengan adanya tim ini, diharapkan program penanganan ATS dapat berjalan secara sistematis dan terkoordinasi dengan baik.
Selain Tim Pelaksanaan Pendidikan, mahasiswa juga berperan dalam pembentukan Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP). KMPP dibentuk sebagai wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung pendidikan anak-anak di desa. Melalui SK KMPP, komunitas ini diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam upaya mendorong anak-anak untuk kembali bersekolah dan mengatasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi.
Program P-ATS yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNDIP di Desa Pucang ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, tidak hanya bagi anak-anak yang telah diidentifikasi sebagai ATS, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan adanya RADes P-ATS, SK Pembentukan Tim Pelaksanaan Pendidikan, dan SK KMPP, diharapkan desa memiliki pedoman yang jelas dan terstruktur dalam menangani masalah ATS di masa depan.
ADVERTISEMENT