Low Milk Supply Tak Hentikanku Berikan Asi ke Putraku

Desi Wijaya
A wife for my husband, a mom for my son. 💕
Konten dari Pengguna
1 Agustus 2018 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desi Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menyusui adalah hal yg terindah bagi sang ibu dan buah hatinya.
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka menyusui tidak semudah yang mereka semua katakan?
Halo, namaku Desi (24), seorang ibu rumah tangga yang memiliki seorang anak laki-laki bernama Zoey. Lewat story ini, Aku ingin membagikan cerita tentang sulitnya memberikan ASI untuk putraku yang sekarang telah berusia 13 bulan.
Zoey lahir ke dunia pada 7 Juni 2017 secara normal. Hari pertama setelah dia lahir aku melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) di mana anakku dibaringkan di dadaku agar dia bisa berusaha mencari puting ibunya. Setelah selesai IMD, aku kembali ke ruang perawatan dan menunggu bayiku.
 
Beberapa saat kemudian sebelum bayi ku datang, aku diberi instruksi cara menyusui bayi karena ini adalah pengalaman pertama dan aku tidak mengerti apapun tentang menyusui seorang bayi. Kala itu, suster mencoba menekan puting payudara untuk melihat apakah ada ASI atau tidak. Ternyata ASI belum keluar saat ditekan, akhirnya langsung ku coba susui bayiku, hasilnya adalah bayiku menyusui tak lama kemudian menangis. Dari sana aku tahu bahwa ASI belum keluar.
ADVERTISEMENT
Seharian mencoba menyusui hasilnya nihil. Tapi aku tetap berusaha pijat, stimulasi payudara bahkan dengan pompa asi sesering mungkin agar ASI mengalir. Tapi tetap nihil, sampai hari ke-3 ASI belum kunjung keluar. Hari ke-4, aku tiba dirumah sejak pagi hari aku bangun, langsung aku stimulasi dengan pompa ASI akhirnya ASI ku keluar. Dalam sehari hasil pompa asi ku tidak sampai 5ml. Sedih? Iya sangat.
Biar sesedikit apapun ASI itu tetap aku berikan ke anakku. Supply ASI sedikit membuat aku sangat stress, kecewa, sedih. Tapi dalam aku tidak boleh menyerah sekarang karna asi sudah mulai terlihat menetes walau seikit demi sedikit. Aku melakukan pumping dan menyusui secara rutin bergantian 12-15 kali pompa perhari diselingi dengn menyusui langsung. Gunanya agar payudara terangsang membuat asi lebih banyak lagi. Ini foto asi ku dihari ke-4.
ADVERTISEMENT
 Ini foto asiku di hari ke-8
 ASI-ku tidak banyak sampai 2 minggu dan anakku kekurangan asi tentunya. Masalah lain muncul yaitu bilirubin anakkku tinggi dan harus disinar.
Dimana saat itu dokter bilang anakku harus terus disusui agar bilirubinnya turun. Jadi aku tetap menyusui walau anakku di dalam inkubator.
Pada akhirnya aku terus berjuang memperbanyak supply ASI hingga ASI ku bisa memenuhi kebutuhan anakku. Anakku pun full ASI walau tidak berkelebohan.
Untuk memastikan anak cukup ASI bisa dilihat dari perkembangan berat badannya tiap bulan apakah terus naik atau turun.
 Aku rekomendasikan untuk para ibu mengkonsumsi booster ASI, guna untuk memperlancar produksi ASI dan membuat asi lebih berkualitas atau lebih kental
ADVERTISEMENT
Bisa didapat dari susu untuk ibu menyusui yg mengandung asam folat, vit D, sumber serat, omega 3 dan 6,serta, kacang-kcangan, sayuran tinggi akan vitamin, dan yg pasti harus tetap memperbanyak stimulasi payudara, dengan cara,menyusui sesering mungkin, bisa dari pijatan, maupun pompa asi. Story ini berdasarkan pengalaman pribadi Ibu, konsultasikan ke dokter untuk keterangan lebih lanjut