
Aksen melahap satu per satu makanan yang ada di hadapan kami. Mulai dari spageti, roti lapis, hingga kue. Sedangkan aku masih tetap tidak berselera untuk makan. Selama Aksen menghabiskan makanan-makanan tersebut. kami tidak membicarakan apa pun. Aksen benar-benar santai makan, dan baru setelah makanan terakhir kue berwarna merah itu masuk ke mulut Aksen, ia mulai berbicara kembali.
"Jujur aku bingung gimana harus memulai obrolan kita," ucap Aksen. "Aku juga nggak tahu dalam hubungan kita berdua mana yang harus dilurusin. Tapi kamu perlu tahu, aku nggak pernah bermaksud meninggalkan kamu sendirian."
Aku menarik napas panjang dan mendengus perlahan.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814