Konten dari Pengguna

Terjebak di Layar Dunia Maya: Adiksi Internet di Kalangan Remaja

Desinta Ayu Puspitaloka
Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semester 2 Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Ilmu Komunikasi S1. Menulis artikel di Kumparan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Psikologi Komunikasi .
10 Juli 2024 16:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Desinta Ayu Puspitaloka tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kecanduan internet. Foto: Rachata Teyparsit/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecanduan internet. Foto: Rachata Teyparsit/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tidak menggunakan internet pada era digital ini? Hampir seluruh masyarakat di dunia ini bergantung pada internet karena memang dapat dikatakan bahwa internet memudahkan kita untuk mengakses dan mencari informasi dari fenomena yang terjadi di dunia ini. Namun, perlu diketahui bahwa ketergantungan terhadap penggunaan internet pada saat ini menjadi hal yang berdampak cukup serius di kalangan remaja.
ADVERTISEMENT

Mengenali Gejala Adiksi Internet dalam Diri Remaja

Adiksi internet merupakan kondisi di mana kita sudah mulai ketergantungan berlebihan terhadap penggunaan internet, yang jika sudah sangat ketergantungan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari kita mulai dari berinteraksi dengan lingkungan sekitar hingga kinerja akademis kita.
Pengguna internet saat ini kebanyakan didominasi oleh remaja karena masa-masa tumbuh kembang remaja memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi dan rasa ingin melakukan suatu hal yang sangat kuat, terlebih lagi jika sudah dipengaruhi oleh tren-tren yang mereka lihat di media sosial.
Gejala awal yang paling umum dari adiksi internet di kalangan remaja dapat dilihat dari penggunaan waktu yang berlebihan saat bermain internet. Gejala yang sangat umum ini memicu gejala-gejala adiksi internet lainnya di dalam diri remaja, hingga mengganggu kegiatan sosialnya di dunia nyata.
ADVERTISEMENT

Teori Psikologi Komunikasi yang Bersangkutan dengan Adiksi Internet di Kalangan Remaja

Berikut ini kita akan membahas teori-teori yang terdapat dalam psikologi komunikasi yang relevan dengan adiksi internet di kalangan remaja masa kini.

1. Salience

Salience merujuk pada kegiatan atau konten yang menjadi pusat perhatian dan prioritas utama seseorang. Dalam konteks adiksi internet pada remaja, teori ini menjelaskan bahwa konten-konten media sosial dapat sangat menonjol dan menarik perhatian penggunanya, seperti video di YouTube, musik, atau gambar yang menarik. Hal ini dapat memicu respon emosional remaja yang kemudian kembali untuk mengonsumsi konten tersebut.

2. Tolerance

Banyaknya minat terhadap konten media sosial yang dilihat oleh remaja dapat menyebabkan mereka semakin bergantung pada konten tersebut. Awalnya mungkin hanya sebagai hiburan, namun seiring waktu, mereka mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka terhadap konten yang mereka konsumsi.
ADVERTISEMENT

3. Mood Modification

Banyak remaja menggunakan internet sebagai cara untuk menghibur diri dari stres dan kecemasan sehari-hari, misalnya masalah dengan teman, keluarga, atau masalah lainnya. Namun, penting untuk diingat bahwa menghindari masalah tersebut tidak memberikan solusi terhadap masalah tersebut.

4. Loss of Control

Adiksi terhadap internet menunjukkan kehilangan kontrol terhadap penggunaan internet, di mana remaja mungkin merasa tidak puas dan terus-menerus menggunakan internet secara berlebihan. Hal ini menggambarkan bahwa remaja kehilangan kemampuan untuk mengatur dan membatasi penggunaan internet secara sehat dan produktif.

5. Withdrawal

Withdrawal merujuk pada ketidaknyamanan yang dirasakan ketika remaja tiba-tiba harus menghentikan aktivitas internet yang biasa mereka lakukan. Hal ini dapat menyebabkan depresi, mudah tersinggung, dan sulit berkonsentrasi dalam aktivitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT

6. Denial and Concealment

Remaja yang mengalami adiksi internet mungkin mencari alasan atau pembenaran untuk perilaku mereka, seperti mengklaim bahwa menggunakan internet hanya untuk hiburan, untuk memperluas jaringan sosial, atau meningkatkan pengetahuan. Mereka mungkin tetap mempertahankan keyakinan bahwa penggunaan internet mereka hanya untuk kepentingan pribadi.
Terutama bagi remaja, ada banyak aktivitas positif lainnya seperti olahraga yang tidak hanya meningkatkan daya tahan tubuh tetapi juga membantu mengalihkan perhatian dari penggunaan internet yang berlebihan.
Mengikuti kegiatan sosial atau menjadi relawan juga merupakan cara yang baik untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal positif. Jika seseorang merasa mengalami adiksi internet, tidak ada salahnya meminta bantuan dari keluarga, teman, atau profesional untuk membantu memulihkan kesehatan mental mereka ke arah yang lebih baik untuk masa depan.
ADVERTISEMENT