Anggaran IMF-World Bank 2018 di RI Lebih Rendah dari Negara Lain

4 Oktober 2017 18:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat koordinasi pertemuan tahunan IMF-WB (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat koordinasi pertemuan tahunan IMF-WB (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertemuan tahunan (Annual Meeting) IMF-World Bank yang akan diselenggarakan pada Oktober 2018 akan menelan biaya sebesar Rp 810 miliar. Biaya tersebut berasal dari APBN 2018 sebesar Rp 672,59 miliar dan dan anggaran Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 137 miliar.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan pertemuan, seperti ruang pertemuan, perlengkapan kantor, kesekretariatan, infrastruktur IT, hingga komunikasi dan media. Semua kebutuhan tersebut menggunakan vendor dalam negeri.
"Ini semuanya vendor dalam negeri, yang dapat kerjaan perusahaan dalam negeri, dan berbagai macam barang yang dibeli bisa dipakai atau dihibahkan," ujar Sri Mulyani di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (4/10).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan, anggaran tersebut lebih rendah dibandingkan dengan negara lain yang pernah menjadi tuan rumah Annual Meeting IMF-World Bank.
Rapat koordinasi pertemuan tahunan IMF-WB (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat koordinasi pertemuan tahunan IMF-WB (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
Singapura, menjadi tuan rumah pada tahun 2006 dan menghabiskan biaya sebesar Rp 994,4 miliar. Dana tersebut juga ditanggung oleh pemerintah dan bank sentral Singapura.
ADVERTISEMENT
Untuk Istanbul, Turki, pernah menjadi tuan rumah pada tahun 2009 dan menelan biaya hingga Rp 1,25 triliun. "Kalau dibandingkan Indonesia, ini baru construction cost-nya, penyelenggarannya pasti ada yang belum ter-capture di sini," katanya.
Sementara untuk Tokyo, Jepang, pernah menjadi tuan rumah IMF-World Bank pada tahun 2012 dan menelan biaya hingga Rp 1,1 triliun. Dana tersebut kebanyakan digunakan untuk sewa hotel.
Di Lima, Peru, tahun 2015 menghabiskan biaya sebesar Rp 2,29 triliun. Dana tersebut lebih banyak digunakan untuk biaya konstruksi, yakni membangun convention center khusus pertemuan tersebut. Biaya tersebut belum termasuk biaya lainnya sebagai tuan rumah.
"Di Indonesia sekarang menganggarkan Rp 672 miliar dan BI Rp 137 miliar, totalnya Rp 810 miliar. Ini lebih kecil dibandingkan baru saja yang jadi host, Lima, Peru, bahkan 2012 di Tokyo dan negara lain," Sri Mulyani menambahkan.
ADVERTISEMENT