news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BEI: Bukan Daya Beli Turun Tapi Pergeseran dari Konsumsi ke Investasi

11 Agustus 2017 14:56 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nicky Hogan, Direktur Pengembangan BEI. (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nicky Hogan, Direktur Pengembangan BEI. (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
ADVERTISEMENT
Daya beli masyarakat saat ini dinilai tengah mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari laju inflasi pada Juli 2017 sebesar 0,22 persen secara bulanan (month to month/mtm), termasuk yang terendah dalam periode yang sama sejak dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Yunita Rusanti mengatakan, inflasi tersebut menjadi salah satu indikator turunnya daya beli. Menurutnya, faktor pergeseran belanja masyarakat ke online juga turut mempengaruhi daya beli saat ini.
Akan tetapi, Bursa Efek Indonesia (BEI) justru memiliki pandangan yang berbeda.
Menurut Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan, lesunya penjualan bisnis ritel bukan berarti menandakan menurunnya daya beli secara keseluruhan. Justru, menurut Nicky, hal ini karena adanya pergeseran yang dilakukan masyarakat yang mengalihkan dananya untuk berinvestasi.
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia (Foto: Dewi Rachmat K/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Banteng di Bursa Efek Indonesia (Foto: Dewi Rachmat K/kumparan)
"Ada pendapat yang menyatakan ada pergeseran dari sektor rill ke elektronik. Dari kacamata kita di bursa, kita melihat ada pergeseran masyarakat yang tadinya konsumsi, bergeser ke investasi," kata Nicky saat ditemui di kantor BEI, Kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat (11/8).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut ia mencontohkan, beralihnya masyarakat untuk berinvestasi ditentukan dari meningkatkanya jumlah investor sebanyak 20 persen. Di mana kenaikan tersebut tergambarkan jumlah investor tahun lalu 78.000 meningkat menjadi 90.000 investor.
"Kita perhatikan tambahan jumlah investor lebih dari 20 persen, disertai dengan yang melakukan transaksi untuk 6 bulan pertama. Saya jadi bisa berasumsi ada pergeseran masyarakat yang konsumsi menjadi investasi," tambahnya.
Ia juga menjelaskan, rata-rata transaksi saham tahun ini sekitar Rp 7,5 triliun. Angka ini jelas lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
"Kalau bicara transaksi kita lihat keseluruhan. Rata-rata tahun ini transaksi (saham di BEI) Rp 7,5 triliun. Sedikit lebih tinggi dibanding tahun lalu Rp 7,4 triliun. Tapi itu secara keseluruhan," ujarnya.
ADVERTISEMENT