Berkat Susi, Banyak Kapal Lokal Kini Berlayar di Laut Arafuru

1 Mei 2017 18:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Susi Pudjiastuti (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyediakan Wilayah Pengelolaan Perikanan di Timur dan Barat, yakni Laut Arafuru dan Natuna bagi nelayan dengan ukuran kapal di atas 30 gross ton (GT) yang telah beralih ke alat penangkapan ikan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Peneliti di Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim, Suhana mengatakan, hal tersebut berdampak positif bagi nelayan. Menurutnya, sebelum ini akses nelayan lokal ke Laut Arafuru sangat terbatas.
Ilustrasi kapal nelayan (Foto: terex/Thinkstock)
Laut Arafuru merupakan wilayah perairan yang berada di antara Australia dan Pulau Papua, di Samudra Pasifik.
"Sekarang ini nelayan lokal bisa bebas saja masuk ke Laut Arafuru, kalau dulu sebelum Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan), itu susah sekali, karena di wilayah itu kebanyakan dikuasai kapal asing," ujar Suhana saat berbincang bersama kumparan (kumparan.com) di Semarang, Jawa Tengah, Senin (1/5).
Kapal nelayan yang masih pakai cantrang. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Ia mengatakan, sebenarnya nelayan lokal bukannya enggan berlayar hingga ke Laut Arafuru. Namun, saat telah mendekat ke wilayah tersebut, kapal-kapal asing segera mendekat dan kadang menyerang kapal lokal.
ADVERTISEMENT
"Kapal mereka kan besi, kapal nelayan kita ya tahu sendiri, pakai kayu. Kapal lokal mendekat, itu bisa langsung ditawan, dikejar kapal asing. Jadi nelayan ya takut ke sana," jelasnya.
Akademisi IPB ini juga mengatakan, dengan semakin banyaknya kapal lokal di Laut Arafuru dan menggunakan alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan, stok ikan di wilayah tersebut meningkat. Selain itu, keuntungan bagi nelayan pun bisa bertambah.
"Stok ikannya melimpah, jadi nelayan pasti dapat ikan lebih banyak, kualitas ikannya juga baik. Ini yang membuat nelayan untung," tuturnya.
Iustrasi nelayan melaut. (Foto: Pixabay)
Hal tersebut tentunya tak bisa didapatkan jika nelayan masih menggunakan alat penangkapan ikan berupa cantrang.
ADVERTISEMENT
"Enggak mungkin bisa kalau masih pakai cantrang ke Arafuru. Mereka cuma di laut sekitarnya, pasti lebih sedikit dan kecil-kecil ukurannya, kualitasnya juga enggak bagus," pungkasnya.