Bisnis Daging Anjing Raup Untung Rp 11,4 Miliar Sebulan

13 Januari 2018 20:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daging anjing di supermarket. (Foto: Instagram @melaniesubono)
zoom-in-whitePerbesar
Daging anjing di supermarket. (Foto: Instagram @melaniesubono)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang mengonsumsi daging anjing mungkin hal biasa. Namun, untuk pecinta anjing tindakan ini sangat ditentang keras. Anjing dianggap sebagai sahabat bahkan bagian dari keluarga. Sehingga mengonsumsi daging anjing dikategorikan sebagai suatu tindakan kekerasan pada hewan.
ADVERTISEMENT
Salah satu organisasi non profit, Garda Satwa Indonesia merilis data bisnis daging anjing yang masih marak di Indonesia. Garda Satwa menuliskan, Indonesia masuk di salah satu negara dari 11 negara pemakan daging anjing di dunia. Negara-negara lainnya adalah Nigeria, Hawaii, Cina, Korea Selatan, Vietnam, Filipina, Pilinesia, Swiss, Arktik dan Taiwan.
Garda Satwa menuliskan, pada 2014, Solo merupakan kota di Pulau Jawa dengan jumlah konsumsi daging anjing terbanyak. Tingginya permintaan ini membuat bisnis daging anjing juga melambung. Tercatat, ada 136 rumah makan yang menjual daging anjing. Setiap rumah makan rata-rata mengolah 3 ekor anjing untuk dijadikan berbagai masakan. Garda Satwa bahkan menemukan salah satu rumah makan membutuhkan 40 ekor anjing untuk disembelih tiap hari.
ADVERTISEMENT
Di kota Solo, harga daging anjing dibanderol sebesar Rp 150.000 per ekor untuk indukan dan Rp 75.000 per ekor untuk anakan. Sedangkan untuk dagingnya saja dibanderol Rp 20.000 per kilogram. Dari harga tersebut, keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 5.000 per kg atau Rp 50.000 per ekor. Namun, pasokan daging anjing yang bisa mencapai 30 ekor setiap pekan ini ternyata tidak hanya berasal dari Solo saja. Justru pasokan ini berasal dari Jawa Barat, Pacitan, Jawa Timur bagian tengah dan sebagian dari Tapal Kuda.
Dari tingginya minat dan jumlah pasokan, Garda Satwa mengasumsikan bisnis daging anjing ini bisa bernilai hingga Rp 11,4 miliar dalam satu bulan.
"Ini data 2014, dan belum ada respons dari pemerintah. Sehingga kami yakin bahwa angka-angka ini bertambah tiap tahun," tulis Garda Satwa dalam akun Instagram resmi @gardasatwaindonesia, Jumat (12/1).
ADVERTISEMENT
Garda Satwa juga menekankan, data tersebut hanya merujuk pada Kota Solo dan tidak mencakup daerah-daerah lain yang juga diindikasi memiliki permintaan tinggi untuk daging anjing.
"Bali, Jogja, Manado bahkan Ibu Kota Jakarta banyak penikmat daging anjing," tulis Garda Satwa dalam keterangan foto.
Menurut Garda Satwa, perdagangan daging anjing adalah tindakan ilegal. Pasalnya, daging anjing tidak termasuk hewan ternak konsumsi. Hal ini didukung dengan tidak adanya peternakan khusus di bawah kontrol dinas peternakan, tidak ada Rumah Pemotongan Hewan (RPH) serta tidak ada standar untuk pengangkutan dan pengolahan daging anjing.
Garda Satwa juga mengajak para pengikutnya di Instagram untuk menandai akun Presiden Joko Widodo dengan harapan mendapat perhatian pemerintah.
"Mari tag Bapak @Jokowi sebanyak-banyaknya, agar beliau menaruh sedikit perhatiannya dalam hal ini," tulis Garda Satwa.
ADVERTISEMENT