Bisnis Raja-raja Arab yang Kaya Raya dari Hotel Hingga Tambang Emas

25 Februari 2017 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Forbes melansir 6 raja Arab kaya raya. Hartanya miliaran dolar AS. Kekayaan mereka berasal dari berbagai macam bisnis, mulai dari perhotelan, minyak dan gas, perkebunan, perusahaan investasi, hingga pertambangan emas.
ADVERTISEMENT
Siapa saja mereka? Berikut dikutip kumparan, Sabtu (25/2):
Pangeran Alwaleed bin Talal Alsaud (Foto: Dok. Forbes)
Pangeran Alwaleed bin Talal Alsaud, atau yang biasa dikenal dengan Pangeran Alwalid, di tahun 2016, dia menduduki peringkat ke-41 sebagai raja terkaya di Arab Saudi. Di usianya yang ke-61, ia mampu mengumpulkan kekayaan mencapai 17,3 miliar dolar AS atau setara Rp 224,9 triliun (kurs Rp 13.000 per dolar AS).
Pria yang memiliki 2 anak ini, berhasil mengumpulkan kekayaan dari bidang investasi. Alwalid punya saham di perusahaan swasta dan publik di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Timur Tengah. Alwalid juga punya saham di Kingdom Holding Co, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Arab Saudi.
Alwalid juga mempunyai kepemilikan di Twitter, Citigroup, Hotel Four Seasons Hotel & Resort, Movenpick Hotel & Resort, Hotel & Resort & Fairmont Raffles Holding dan hotel-hotel mewah lainnya, seperti Hotel George V di Paris. Ia juga memiliki saham di Savoy Hotel di London. Selain itu, kekayaan yang dimiliki Alwalid tidak hanya meliputi Kingdom Holding Company saja, ia juga memiliki aset di luar itu.
ADVERTISEMENT
Alwalid juga sempat membuat saluran berita TV di Arab. Namun, tidak lama setelah melakukan peluncuran, stasiun televisi berita tv itu pun harus ditutup oleh pemerintah dengan alasan masalah perizinan.
Di Februari 2015, Alwalid mengumumkan telah menjual saham Kingdom Holding Company kepada News Corp.
Mohammad Al Amoudi (Foto: Dok. Forbes)
Selain pangeran Alwalid, peringkat kedua raja terkaya di Arab saudi adalah Mohammed Hussein Ali Al Amoudi. Kekayaan Syeikh Mohammed tercatat sekitar 8,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 107,9 triliun.
Kekayaan Mohammed Hussein ini berasal dari berbagai bisnis, seperti minyak bumi, pertambangan, agrikultur, rumah sakit, hotel, keuangan, dan perusahaan energi di Swedia, Arab Saudi dan Ethiopia.
Pria yang saat ini usianya 70 tahun ini punya kilang minyak, Preem, perusahaan bahan bakar terbesar di Swedia. Selain itu, bapak dari 8 orang anak ini punya saham di Ethiopia, ia memiliki investasi di bidang pertanian, semen dan pertambangan emas.
ADVERTISEMENT
Ia memiliki ribuan hektar lahan, di mana semua lahan tersebut ditanami buah-buahan, sayuran, gandum, kopi, teh, bunga dan padi yang dikirim untuk wilayah Ethiopia dan luar negeri.
Bahkan produk-produk dari hasil panen itu diekspor untuk dikirim dan diolah menjadi produk-produk ternama, seperti kopi yang dikirimkan untuk starbuck dan daun teh untuk teh lipton.
Pangeran Sultan (Foto: Dok. Forbes)
Diurutan ketiga, orang terkaya di Arab Saudi adalah Pangeran Sultan bin Mohammed bin Saud Al Kabeer. Ia menduduki peringkat 477 orang terkaya di dunia. Sultan Al Kabeer termasuk ke dalam anggota keluarga kerajaan Saudi.
Jumlah kekayaan yang dimiliki oleh Sultan Al Kabeer adalah 3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 44,2 triliun.
Kekayaan yang ia miliki sebagian besar berasal dari bisnis pertanian. Ia mendirikan perusahaan susu Almarai di tahun 1977, dan mulai dikenal oleh masyarakat luas di tahun 2005. Perusahaan ini merupakan perusahaan susu terbesar di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Selain mendirikan perusahaan susu, Sultan Al Kabeer juga mendirikan peternakan kuda. Total kuda yang ia miliki, menurut organisasi balap kuda Breeders, ada sekitar 100 ekor kuda.
Abdullah bin Mohammed Al-Issa (Foto: Dokumentasi Dur Hospitality)
Peringkat keempat, yaitu Mohammed Al Issa, salah satu pengusaha asal Arab Saudi ini masuk diurutan ke-771 orang terkaya di dunia menurut data Forbes.
Mohammed Al Issa lahir di Riyadh, ia memiliki kekayaan sebesar 2,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 29,9 triliun.
Al Issa juga merupakan salah satu investor terbesar di pasar saham Arab Saudi. Ia memiliki saham di Dur Hospitality (sebelumnya disebut Saudi Hotel dan Resort). Riyadh Bank dan Savola Group merupakan salah satu prosesor makanan terbesar di kerajaan.
ADVERTISEMENT
Ia juga menjadikan putranya Abdullah, sebagai pemimpin Dur Hospitality di Arab Suadi dan dua Hotel Marriott di di Riyadh.
Saleh Kamel (Foto: Dok. Forbes)
Pengusaha terkaya berikutnya diduduki oleh Saleh Abdullah Kamel. Ia berada di urutan ke-959 di dunia sebagai orang terkaya menurut data Forbes. Di usianya yang ke-75, Saleh Kamel memiliki kekayaan sebesar 1,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 24,7 triliun.
Kekayaan Saleh meliputi bidang perbankan dan dunia kesehatan. Ia juga sebagai pendiri Dallah Albarka. Sebagai seorang konglongmerat di Arab Saudi, ia tertarik dengan konsep perbankan syariah. Ia juga disebut sebagai pelopor dalam Islamic Finance. Bank-bank Albarka yang berbasis Islam telah beroperasi di berbagai wilayah seperti Timur Tengah, Pakistan dan Indonesia. Perusahaan Dallah Albarka juga menjalankan sebuah rumah sakit di Riyadh dan mendistribusikan obat-obatan dan suplemen makanan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Syeikh Saleh Kamel, pada pada bulan September 2015, putranya Abdullah pun turut menyumbangkan 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 130 miliar. Sumbangan tersebut untuk mendirikan pusat hukum Islam.
Sheikh Sulaiman bin Abdulaziz Al Rajhi (Foto: kfip.org)
Ranking ke-6 diraih oleh Abdullah Al Rajhi. Pengusaha asal Arab Saudi yang meninggal pada 12 Februari 2011 ini tercatat memiliki kekayaan 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 18,2 triliun.
Menurut versi Forbes, dia tercatat di peringkat 1.275 orang terkaya di dunia. Pengusaha yang berbisnis di bidang perbankan ini telah mendirikan Bank Al Rajhi sekitar 50 tahun yang lalu. Ia mendirikan Bank Al Rajhi bersama saudara-saudaranya yaitu Sulaiman, Mohammed, dan Almarhum Saleh.
Bank Al Rajhi juga tercatat sebagai bank syariah terbesar di dunia. Bahkan Al Rajhi juga memiliki saham di pembangkit tenaga listrik bank Islam di Al Baraka Banking Group yang didirikan oleh miliarder Saleh Kamel. Aset yang dimiliki Al Rajhi selain di perbankan juga di semen dan perusahaan pertanian.
ADVERTISEMENT