BPS: Masyarakat RI Sudah Tidak Konsumtif

7 Agustus 2017 14:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi (Foto: Stevepb via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi (Foto: Stevepb via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sumber pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Meski demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua 2017 mengalami perlambatan, baik dibandingkan dari kuartal sebelumnya, ataupun periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, sumber pertumbuhan ekonomi dari konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua sebesar 2,65 persen (qtq), melambat dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 2,72 persen (qtq). Menurutnya, hal ini mencerminkan hal yang positif.
"Artinya masyarakat sudah tidak konsumtif, kalau saya melihat data ini saya cukup bahagia, meskipun melambat, karena ada investasinya mulai naik," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (7/8).
Sementara itu, sumber perekonomian kedua terbesar selanjutnya yakni Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi sebesar 1,69 persen (qtq), mulai tumbuh dibandingkan kuartal selanjutnya sebesar 1,53 persen (qtq). Begitupun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,33 persen (yoy).
Menurutnya, pola konsumsi yang melambat dan investasi yang mulai meningkat tersebut menandakan hal yang positif.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sumber pertumbuhan ekonomi lainnya yakni ekspor pada kuartal kedua 2017 sebesar 0,59 persen (qtq), melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 0,75 persen (qtq).
Sementara jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sumber pertumbuhan ekonomi dari ekspor justru mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun lalu, sumber perekonomian dari ekspor hanya tumbuh 0,18 persen (yoy).
Adapun sumber pertumbuhan ekonomi lainnya pada kuartal kedua tahun ini sebesar 0,08 persen (yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,95 persen (yoy).
"Indikasi yang bagus, masarakat tidak lagi konsumtif, kalau infrastruktur dampaknya kan enggak bisa langsung. Karena ada penurunan konsumsi tapi investasi naik," jelasnya.