BTN Siap Turunkan Bunga Kredit

19 September 2017 15:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank BTN  (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bank BTN (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berencana menurunkan suku bunga kredit. Hal ini sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit.
ADVERTISEMENT
"(Penurunan suku bunga) Pasti, cuma kita harus bertahap dalam penurunan itu," ujar Direktur Utama BTN Maryono saat ditemui di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2017, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (19/9).
Perseroan mencatat, hingga Agustus 2017, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit di angka 21%. Pencapaian ini diharapkan bisa bertahan hingga akhir tahun.
"Kita pertumbuhannya sudah 21%. Akhir tahun kita posisinya masih tetap antara 20%-21% year on year (yoy). Jadi sustainable," kata dia.
BTN Golden Property Awards 2017 (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
BTN Golden Property Awards 2017 (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Maryono mengatakan, selama ini pertumbuhan kredit BTN ditopang oleh kredit yang berasal dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi. Sehingga, pertumbuhan kredit perseroan berada di atas rata-rata industri perbankan.
"Karena kita banyak konsentrasi KPR subsidi. Di mana KPR subsidi pemintaannya luar biasa, pertumbuhannya kurang lebih 34%. Kalau yang non subsidi pertumbuhannya kurang lebih 9-11%. Tapi kalau itu dimix, ditotal antara 20-21%," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sekadar informasi, dalam enam bulan pertama ini, perseroan telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,27 triliun atau mengalami kenaikan 22,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 1,04 triliun. Kenaikan ini dipengaruhi pertumbuhan kredit dari peningkatan kredit rumah.
Di mana jenis kredit menempati 90,04% dari total pinjaman perseroan atau mengalami kenaikan sebesar 17,68% dari periode yang sama tahun lalu dari Rp 135 triliun menjadi Rp 159,73 triliun.