Chatib Basri: Banyak Ritel Tutup Karena Tidak Antisipasi Toko Online

26 September 2017 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Belanja (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan industri ritel beberapa tahun terakhir terus mengalami perlambatan. Bahkan beberapa ritel telah menghentikan kegiatan operasionalnya.
ADVERTISEMENT
Advisory Board Chairman Mandiri Institute Chatib Basri mengatakan, maraknya perusahaan perdagangan online (e-commerce) memang telah membuat industri ritel mengalami keterpurukan. Salah satu alasan utamanya, yakni toko ritel tersebut tidak mengantisipasi adanya e-commerce.
“Ada sebagian toko-toko tutup itu karena online. Kenapa dia bisa sampai tutup? Karena dia tidak antisipasi. Dia tidak menyangka (perkembangan e-commerce) sampai secepat itu,” ujar Chatib, di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa (26/9).
Chatib Basri (Foto: bekraf.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri (Foto: bekraf.go.id)
Mantan Menteri Keuangan ini mengatakan, industri ritel saat ini lebih memerlukan kreativitas dan inovasi daripada toko yang luas dan mewah. Sebab, perkembangan teknologi tak bisa lagi dihindari.
“Yang bisa survive itu yang punya analytical dan creative thinking. Jadi harus bisa fleksibel dan adaptasi,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Chatib meyakini, pola pergeseran belanja dari konvensional ke ritel hanya dilakukan oleh masyarakat menengah ke atas, yang memiliki fasilitas seperti smartphone. Sementara untuk 40% kalangan menengah ke bawah, masih berbelanja secara konvensional.
“Karena online itu harus dilakukan di smartphone, tidak bisa pakai telepon umum atau telepon rumah. Harga smartphone juga masih mahal, dan digunakan kaum urban. Jadi perlu dilihat,” tambahnya.