Daya Beli Menurun, BCA Rem Pertumbuhan Kredit

26 Oktober 2017 20:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paparan kinerja kuartal III-2017 BCA (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paparan kinerja kuartal III-2017 BCA (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perkembangan ritel belakangan ini cukup menarik perhatian. Pasalnya satu per satu ritel mulai berguguran. Terbaru adalah ditutupnya beberapa gerai Lotus Department Store. PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), selaku pengelola gerai Lotus memastikan, manajemen akan segera menutup seluruh gerai Lotus Department Store akhir tahun ini.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, penutupan gerai ini disebabkan adanya pergeseran pola belanja konsumen dari offline ke online. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap melemahnya daya beli masyarakat.
"Beberapa toko di mal sepi, banyak yang ramai mencari makanan tapi yang belanja jarang. Nah ini pengaruh juga, mereka kan ada produsennya, kalau penjualan melemah ya produksi terpengaruh juga," ujar Jahja saat paparan kinerja perusahaan di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).
Selain itu, Jahja menjelaskan, pengaruh digitalisasi sangat besar. Hal inilah yang akhirnya membuat masyarakat lebih banyak memilih berbelanja via online.
"Jadi begini daya beli masyarakat turun, penjualan secara online memang mempengaruhi toko ritel offline mulai dari toko elektronik, fashion, sepatu, kosmetik dan industri tertentu sangat terganggu, semuanya migrasi ke online karena cost bisa lebih murah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, menurut Jahja, menurunnya daya beli ini mempengaruhi perseroan dalam memproyeksikan pertumbuhan kredit perseroan. Hingga akhir tahun 2017, perseroan hanya mematok pertumbuhan kredit sekitar 8-10%, yang biasanya bisa double digit.
"Secara prediksi sampai Desember sampai 9% udah bagus. 8-10% range di sana Kuartal IV untuk kredit," ujarnya.