Induk Usaha 7-Eleven Curhat ke Bos BEI: Mereka Enggak Mau Delisting

4 Juli 2017 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT BEI, Tito Sulistio (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT BEI, Tito Sulistio (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gerai 7-Eleven telah resmi tidak beroperasi di Indonesia sejak 30 Juni 2017 lalu. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio akan mendorong PT Modern Internasional Tbk (MDRN) sebagai induk usaha pemilik merek 7-Eleven tersebut untuk memberikan keterbukaan informasi kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada kewajiban public expose untuk 7-Eleven karena penutupan gerai tapi kalau mereka datang kami akan imbau. Datangnya sesudah saya terima surat mereka," ujar Tito di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (4/7).
Ia juga mengatakan, perusahaan tersebut meminta kepadanya agar tak dikeluarkan dari daftar perusahaan yang tercatat di BEI (delisting). Sebab, MDRN masih memiliki pendapatan dari perusahaan lainnya selain 7-Eleven.
"7-Eleven enggak, karena Modern Internasional kan ada pendapatan lainnya dan mereka akan datang laporan ke kami, hari ini atau besok mungkin sudah ada datanya. Mereka juga enggak mau delisting, karena ada pendapatan yang lain," jelasnya.
Seven Eleven di BEI tutup sementara. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Seven Eleven di BEI tutup sementara. (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Fitch mengatakan, permasalahan pada 7-Eleven disebabkan oleh induk usaha tersebut yakni PT Modern Internasional Tbk (MDRN) yang menyepelekan risiko dari regulasi dan pentingnya model bisnis yang solid.
ADVERTISEMENT
Menurut lembaga yang bermarkas di New York dan London ini, bisnis 7-Eleven mulai susut sejak adanya aturan pemerintah yang melarang penjualan minuman beralkohol di minimarket pada April 2015. Padahal 15 persen pendapatan 7-Eleven berasal dari minuman beralkohol.
Selain itu pada tahun lalu, 7-Eleven telah mengurangi sekitar 28 persen jumlah gerainya di Indonesia. Hal tersebut semakin membuat profit bisnis gerai yang terkenal dengan minuman Slurpee tersebut terpuruk.