Jonan Akan Pasang Lampu Tenaga Surya Hemat Energi di 2.500 Desa

14 September 2017 15:52 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memaksimalkan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk menerangi desa-desa yang belum berlistrik, utamanya desa yang masih gelap gulita.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan, dalam jangka waktu 2017-2019, pihaknya berkomitmen untuk menerangi 293 ribu rumah di 2.500 desa yang masih gelap gulita menggunakan LTSHE.
Perlu diketahui, LTSHE merupakan lampu tenaga surya hemat energi yang dapat menyala hingga 6 jam, 12 jam, atau dapat beroperasi maksimum hingga 60 jam.
"LTSHE cocok untuk pedesaan yang secara geografis terisolir dan sulit dijangkau jaringan PLN," ujar Jonan di gedung MM Universitas Gadjah Mada, Jakarta, Kamis (14/9/2017).
Pembangkit listrik tenaga surya (Foto:  REUTERS/Kim White)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit listrik tenaga surya (Foto: REUTERS/Kim White)
Dia menyebut, di tahun 2017, LTSHE akan terpasang di 6 provinsi paling timur di Indonesia untuk melistriki 95.729 rumah. Sedangkan di tahun 2018, Kementerian ESDM akan memasang LTSHE di 15 provinsi yang akan melistriki 255.250 rumah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM pada semester I-2017, Papua merupakan daerah dengan rasio elektrifikasi terendah yakni 48,74%, disusul Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan rasio elektrifikasi sebesar 59,17%.
"Kita fokus ke daerah tertimur dulu. Ini untuk mendukung program energi berkeadilan," katanya.
Jonan menambahkan, selain program LTSHE, untuk mempercepat elektrifikasi di pedesaan di Indonesia, pihaknya juga memiliki program listrik masuk desa. Program itu berpayung hukum Peraturan Menteri ESDM nomor 38/2016.
"Di program itu, kami menyediakan listrik dengan total kapasitas hingga 50 Mega Watt (MW). Program ini untuk desa yang berada di daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal)," pungkasnya.
Reporter: Muchammad Resya Firmansyah