Konsumsi Masih Bermasalah, Ekonomi 2018 Diprediksi Hanya Tumbuh 5,15%

24 Februari 2018 21:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertumbuhan Ekonomi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertumbuhan Ekonomi (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun ini hanya tumbuh 5,08% hingga 5,15%. Angka ini lebih rendah dari target pemerintah dalam APBN 2018 sebesar 5,4% dan ada di batas bawah perkiraan Bank Indonesia (BI) di kisaran 5,1%-5,5%.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, hal tersebut disebabkan oleh konsumsi rumah tangga sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar masih memiliki masalah struktural. Salah satu indikasinya yaitu penjualan ritel di Januari 2018 yang masih melambat.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran yang dilakukan BI di Januari 2018, hampir semua komponen penjualan ritel mengalami penurunan, kecuali Bahan Bakar Minyak (BBM). Meski pemerintah tak menaikkan harga BBM, ketersediaannya belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lana Soelistianingsih (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lana Soelistianingsih (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
"Walau harga enggak naik, tapi barangnya enggak ada. Ini yang menggerus (daya beli masyarakat)," ujar Lana di Hotel Mercure Padang, Sumatera Barat, Sabtu (24/2).
Dengan pendapatan yang tetap namun konsumsi BBM meningkat, masyarakat akan mengurangi konsumsi barang lainnya, seperti barang-barang perlengkapan rumah tangga dan alat komunikasi.
ADVERTISEMENT
Masalah struktural daya beli masyarakat juga tercermin dari Upah Minimum Provinsi (UMP) riil yang melambat. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) riil malah tercatat negatif.
Di Januari 2018, lanjut Lana, NTP nominal mencatat kontraksi dibanding Januari 2017. Sementara inflasi Januari 2018 mencapai 3,25% year on year (yoy).
"Kalau minus dikurangi inflasi 3,25% maka nilai tukar petani riil itu negatif," jelasnya.
Meski demikian, pihaknya berharap kinerja ekspor bisa tumbuh lebih baik di tahun ini. Sebab di tahun 2017, nilai ekspor dan impor meningkat, tetapi volumenya justru menurun.
"Diharapkan perbaikan ekonomi global tahun ini akan meningkatkan permintaan yang lebih tinggi terhadap barang ekspor Indonesia," tambahnya.