Pasca Badai Harvey Harga Gas Berangsur Turun

19 September 2017 7:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eksplorasi migas lepas pantai. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi migas lepas pantai. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gangguan badai Harvey di Texas, Amerika Serikat (AS) sempat mengakibatkan harga gas alam mengalami peningkatan. Meski demikian, Analis Minyak, Tom Kloza menyebutkan, melambungnya harga gas tidak akan berlangsung lama. Akan tetapi, masyarakat jangan berharap harga gas bisa turun dengan cepat. Sebab, penurunan harga gas memerlukan waktu yang cukup lama.
ADVERTISEMENT
"Harga naik seperti roket dan turun seperti bulu (lembut/pelan), tentunya perlu membutuhkan banyak bulu untuk mengejar ketertinggalan," kata Kloza dilansir cnn.com, Selasa (19/9).
Koza mengatakan, harga rata-rata 1 galon gas turun sekitar satu sen menjadi 2,65 dolar AS atau sekitar Rp 34.450/galon (kurs Rp 13.000).
Menurutnya, kenaikan harga terjadi karena ketergantungan suplai bahan bakar. Sehingga saat terjadi badai, beberapa kilang di daerah Houston ditutup. Bahkan harga gas sempat melonjak sekitar 32 sen/galonnya. Sedangkan, gangguan Badai Irma tidak berimbas pada kenaikan harga gas di mana pun, kecuali Florida yang mengalami kekurangan bensin.
Kloza memperkirakan harga gas akan kembali stabil hingga akhir tahun, dengan rata-rata nasional turun kembali ke 2,25 dolar AS atau setara Rp 29.250 (kurs Rp 13.000). Ia juga memperkirakan beberapa negara akan membayar kurang dari 2 dolar AS/galon saat perayaan Natal. Kondisi seperti inilah yang sering dijadikan sebagai titik terendah untuk penjualan harga gas.
ADVERTISEMENT