Permintaan Pesawat Boeing di Asia Tenggara Diprediksi Capai 4.210 Unit

23 September 2017 10:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boeing 777 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Boeing 777 (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Salah satu produsen pesawat terbang terbesar di dunia, Boeing Co memprediksi permintaan pesawat terbang oleh negara di Asia Tenggara naik menjadi 4.210 unit dengan nilai 650 miliar dolar AS atau sekitar Rp 8.645 triliun (kurs Rp 13.300), atau naik sebanyak 460 pesawat untuk 20 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Di tahun sebelumnya, Boeing memprediksi permintaan pesawat terbang oleh negara-negara di Asia Tenggara pada 20 tahun mendatang sebesar 6,2% senilai 550 miliar dolar AS atau sekitar Rp 7.315 triliun. Adapun kenaikan perkiraan permintaan itu lantaran pertumbuhan lalu lintas penerbangan tahunan juga tumbuh 6,2%.
“Melihat negara seperti Vietnam, Thailand, dan Indonesia, di sana infrastruktur harus tumbuh dn tumbuh. Penerbangan adalah sumber terbesar bagi negara-negara ini, sumber terbesar untuk memindahkan orang dan barang,” ujar Wakil Presiden Boeing untuk penjualan Asia-Pasifik dan India, Dinesh Keskar seperti dilansir Reuters, Sabtu (23/9).
737 Max Boeing (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
737 Max Boeing (Foto: Wikimedia Commons)
Asia Tenggara, berdasarkan catatan Boeing, merupakan pasar bagi maskapai berbiaya rendah seperti Lion Air di Indonesia, Vietjet di Vietnam, dan Air Asia di Malaysia, bertumbuh dengan cepat. Negara tersebut berperan penting bagi pertumbuhan bisnis Boeing dan Airbus, seiring jenuhnya pasar Amerika dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Adapun perkiraan yang Boeing rilis itu belum termasuk pengiriman armada ke Myanmar, Kamboja, atau Laos lantaran sektor penerbangannya kurang berkembang dibanding Thailand dan Vietnam. Sedangkan untuk pasar global, Boeing memperkirakan, permintaan pesawat baru mencapai 41.030 untuk 20 tahun mendatang.
Sementara itu, produsen pesawat terbang lain, Airbus belum merilis perkiraan pesanan khusus dari Asia Tenggara. Namun begitu, juru bicara perusahaan itu memprediksi kenaikan penumpang tahunan sebesar 7% per tahun selama 20 tahun ke depan.
Reporter: Muchammad Resya Firmansyah