news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tahun 2025, RI Akan Kuasai 52% Pasar e-Commerce di Asia Tenggara

21 September 2017 14:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demokrasi digital (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Demokrasi digital (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Industri ekonomi digital terus berkembang di tengah ketidakpastian global. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi berbasis konvensional, seperti ritel, semakin tergerus.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian ‎Ngakan Timur Antara menjelaskan, transaksi perdagangan secara online atau e-commerce di Indonesia semakin pesat. Pada 2025, Indonesia akan menguasai 52% pasar Asia Tenggara.
"Kalau kita konsisten, terarah, kita mungkin bisa menguasai Asia, 52% di Asia tenggara 2025. Kita harus melihat sisi kebijakan bagaimana kita dengan negara lain," ujar Ngakan di Four Point, Hotel Sheraton, Jakarta, Kamis (21/9).
Diskusi Ekonomi Digital. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Ekonomi Digital. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
Sementara itu, Ketua Komisi Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir mengatakan, perkembangan ekonomi digital tidak seharusnya ditanggapi dengan kekhawatiran. Menurutnya, industri digital hanyalah sebuah mediator bagi perekonomian.
"Justru dengan adanya digital seperti internet itu memudahkan ekonomi kita untuk bergerak, selama ini kan susah. Mau beli barang dari Ambon ke Jakarta, bisa lewat internet, dulu harus pakai broker. Kita jangan khawatir, jangan ketakutan dengan perkembangan teknologi," ujar Soetrisno.
ADVERTISEMENT
Mengenai maraknya ritel yang tutup dalam beberapa waktu terakhir, Soetrisno menjelaskan, saat ini yang diperlukan adalah inovasi. Sebab, perusahaan yang tak berinovasi akan tergerus oleh perkembangan zaman.
"Yang penting itu inovasi, jangan pola saat ini sama seperti yang dulu, karena kan masyarakat juga sudah beda polanya. Masyarakat sekarang bisnis dari rumah bisa, jadi harus ada inovasi," jelasnya.