Warga China Justru Nyaman Bepergian Tanpa Uang Tunai

21 September 2017 16:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan di restoran China. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan di restoran China. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia saat ini masih sangat kecil dibandingkan transaksi tunai. Dengan kata lain, uang elektronik hanya sebagai pelengkap atau komplementer transkasi tunai.
ADVERTISEMENT
Namun di beberapa negara, seperti China, transaksi melalui tunai sudah jarang ditemui. China memang dikenal dengan negara pengguna uang elektronik terbesar.
Seperti dilansir China Daily, Kamis (21/9), masyarakat Negeri Tirai Bambu itu sudah terbiasa menggunakan uang elektronik dengan cara menempelkan, menggesek maupun menghubungkan uang elektronik dengan smartphone.
Diperkirakan hingga 2020, setidaknya setengah masyarakat China akan menggunakan ponsel pintar sebagai alat pembayaran.
Pergeseran kebiasaan tersebut sebagai efek maraknya e-commerce dan smartphone, bahkan sudah memasuki wilayah pedesaan. Dua hal tersebut menjadi sentimen positif dan akan membuat penetrasi sistem pembayaran non tunai terus berkembang.
Alat pembayaran paling terkenal di Tiongkok, yakni Alipay dan WeChat Pay, juga terus melakukan promosi agar penggunaan uang elektronik semakin bertambah, salah satunya dengan iming-iming cashback.
ADVERTISEMENT
Demokrasi digital (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Demokrasi digital (Foto: Istimewa)
Sebuah riset yang dilakukan perusahaan raksasa teknologi Tiongkok Tencent, Institut Studi Keuangan Chongyang di Universitas Renmin China, dan lembaga riset pasar Ipsos melaporkan, 40% orang Tiongkok membawa uang tunai kurang dari 100 yuan atau sekitar Rp 200 ribu ketika bepergian. Sementara 60% lainnya hanya menggunakan uang tunai sebesar 20% dari total konsumsi bulanan mereka.
"Lebih dari 70% responden mengaku bisa hidup lebih dari seminggu dengan hanya uang tunai 100 yuan China," tulis riset tersebut.
Selain itu, dalam riset tersebut juga menyebutkan bahwa 84% masyarakat di Tiongkok merasa tak bermasalah jika bepergian hanya dengan ponsel pintar tanpa membawa uang tunai.
Riset tersebut dilakukan pada tahun ini di 324 kota di Tiongkok dan menggunakan indeks berbeda, terdiri dari penggunaan uang nontunai di bidang transportasi, pendidikan, belanja hingga pengiriman makanan.
ADVERTISEMENT
Mereka juga melakukan survei setidaknya pada 6.500 penduduk Tiongkok terkait kebiasaan menggunakan uang elektronik.
"Secara keseluruhan, Beijing berada di peringkat pertama untuk penetrasi masyarakat tanpa uang, diikuti Shenzhen, Guangzhou dan Shanghai. Kota-kota di Dongguan dan Foshan di provinsi Guangdong juga masuk ke dalam 10 besar," papar riset tersebut.