Hariyanto Arbi, Raja Smash 100 Watt

dewi sartika
anggota komunitas literasi yang telah menghasilkan sejumlah antologi. Content writer & penulis lepas.
Konten dari Pengguna
20 September 2021 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dewi sartika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hariyanto Arbi (foto:instagram)
zoom-in-whitePerbesar
Hariyanto Arbi (foto:instagram)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bisa dibilang era 90-an adalah salah satu masa keemasan dunia perbulutangkisan Indonesia. Bagaimana tidak, saat itu banyak bermunculan pembulutangkis-pembulutangkis tangguh yang dimiliki negeri ini. Selain itu, stok pemain olahraga tepok bulu ini juga tidak ada habisnya. Salah satu pemain yang berjaya di era tersebut adalah pemain tunggal putra, Hariyanto Arbi.
ADVERTISEMENT
Olahraga bulutangkis tak asing asing bagi Hariyanto Arbi. Saudaranya seperti Eddy Hartono dan Hastomo Arbi juga pemain bulutangkis Indonesia. Sedangkan kariernya sendiri bermula dari Klub PB Djarum Kudus sebelum bergabung dengan pelatnas. Selama bergabung dengan pelatnas, lelaki kelahiran Kudus ini menyabet sejumlah gelar bergengsi, semisal kampium kejuaraan dunia 1995, juara All England 1993 dan 1994. Selain itu, bersama sesama kompatriotnya, Haryanto Arbi berhasil membawa Indonesia meraih Piala Thomas sebanyak empat kali di tahun 1994, 1996, 1998, dan 2000.
Selama aktif menjadi pemain, Hariyanto terkenal dengan jumping smash-nya yang keras. Ia dijuluki raja smash 100 watt. Ihwal julukan itu sendiri bermula dari pembicaraan santai Hariyanto Arbi dan Ardy B Wiranata menjelang pertandingan antara Hariyanto Arbi melawan pemain Malaysia, Rashed Sidek dalam sebuah turnamen. Bahkan lelaki bernama lengkap Michael Ludwig Hariyanto Arbi ini pernah dijuluki sebagai titisan Liem Swie King yang juga mempunyai smash mematikan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2000 seusai laga terakhirnya bersama tim Indonesia di Piala Thomas, Hariyanto Arbi memutuskan untuk gantung raket. Profesi yang dipilihnya setelah pensiun pun tak jauh-jauh dari olahraga yang dicintainya itu. Ia memutuskan menekuni usaha perlengkapan bulutangkis. Tak hanya itu saja, suami Wiwik Wiral ini juga sempat meluncurkan biografinya 2006 silam.
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"
"Kuis kumparan:"ATLET INDONESIA YANG JADI IDOLAMU”"