Konten dari Pengguna

Kekuatan dan Potensi Introver

Dhea Raihana Aziza
Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
22 November 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhea Raihana Aziza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Judul Buku: Book Of Introvert
Penulis : Tony Ibrahim
Penerbit: CV Solusi Distribusi (Bright Publisher), Yogyakarta
ADVERTISEMENT
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, 2021
Jumlah Halaman: viii + 120
Harga Buku: RP. 59.000,00
Peresensi: Dhea Raihana Aziza
“Book Of Introvert” merupakan salah satu buku karya Tony Ibrahim. Tony juga menerbitkan buku-buku lain, salah satu nya adalah “Book Of Happiness”, “Book Of Habit”, dan “Book Of Think Big”. “Book Of Introvert” membahas bagaimana dunia seorang introver dan cara mengatasi tantangan bagi orang-orang introver. Dengan demikian, buku ini juga dapat meningkatkan kepercayaan diri para introver agar dapat setia dengan jati diri yang sebenarnya dan mendorong para ekstrover untuk tidak menyalahkan para introver.
Dalam buku ini, introver diartikan sebagai pemimpi. Tony mengatakan introver menghabiskan banyak waktu untuk mendalami alam pikiran, ide, dan fantasi. Mereka mendapat kesenangan dan perlindungan saat berada di dalam imajinasi. Tetapi, itu malah menimbulkan kritik dari orang lain. Para introver menolak kritikan tersebut karena bagi mereka dunia tercipta pertama kali melalui pikiran. Introver mungkin pendiam, tetapi pikiran mereka hidup. Impian introver sederhana, yaitu mereka ingin terus bermimpi tanpa harus dihakimi, dikritik, atau dikesampingkan.
ADVERTISEMENT
Orang-orang sering menyalahartikan tentang introvensi. Banyak orang menganggap pribadi introver adalah orang aneh, asing, pemalu dan antisosial yang tidak tahu cara berinteraksi dengan orang lain. Membuat mereka merasa sendiri dan menyalahkan diri. Mereka dianggap sebagai pribadi yang sombong dan penyendiri, padahal sebenarnya tidak begitu. Hal itu disebabkan ciri khasnya yang menarik energi dari kesendirian.
Anggapan tersebut membuat mereka semakin tidak percaya diri untuk menunjukkan pribadi yang sebenarnya dan memasang topeng agar dapat diterima oleh orang lain. Dengan melakukan hal itu, jati diri mereka yang sebenarnya perlahan-lahan menghilang. Ini membuat introver tampak langka karena mereka sering menyamar menjadi ekstrover.
Di sini juga dijelaskan perbedaan rasa malu dan introvensi. Orang-orang sering mengaitkan dua hal itu dengan satu sama lain. Para psikolog menemukan bahwa rasa malu dan introvensi memang tumpang tindih. Banyak orang pemalu yang introver, begitu juga sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Para introver membutuhkan waktu untuk menyendiri karena itu merupakan faktor yang sangat penting untuk merenung dan mengisi ulang energi. Jika tidak mempunyai cukup waktu untuk diri sendiri, mereka akan merasa gusar dan tidak puas. Itu membuat banyak orang merasa bingung, kesal, atau bahkan tersinggung oleh kebutuhan introver untuk menyendiri. Mereka berasumsi bahwa para introver menghindar karena tidak menyukai mereka, dan ini menimbulkan kesalahpahaman. Padahal pribadi introver suka menyendiri.
Kebanyakan introver mempunyai “monster kecil” atau sisi lain di dalam diri mereka. Para introver hanya membaginya dengan orang-orang yang mereka percayai sepenuhnya. Ini bisa menjadi hal yang bagus karena dapat membuat mereka terlindungi dari tersakiti oleh orang-orang yang tidak peduli akan pribadi introver.
ADVERTISEMENT
Introver memiliki banyak karunia yang berbeda untuk ditawarkan kepada dunia. Sayangnya, suara keras dari beberapa orang yang berpikiran tertutup telah mengguncang kepercayaan diri introver. Ini membuat mereka kesulitan untuk menunjukkan sikap asli introver dan kemudian memakainya dengan bangga.
Setiap introver memiliki bakat-bakat unik untuk ditunjukkan. Namun, alih-alih memamerkan kekuatan, mereka justru menyembunyikannya. Hal ini kadang-kadang membuat orang lain menganggap remeh para introver. Karena inilah, mereka lebih memilih agar orang lain yang menjadi pusat perhatian. Mereka lebih suka untuk menyembunyikan sebagian besar dari kebesaran mereka.
Tony juga mengatakan, dalam percakapan, introver cenderung lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Mereka lebih suka menunggu sampai ada jeda yang jelas di dalam percakapan. Dengan tindakan sederhana ini, introver bisa menjadi komunikator yang jauh lebih baik daripada pribadi ekstrover yang cerewet.
ADVERTISEMENT
Di buku ini juga terdapat kuis-kuis untuk mengetahui apakah seseorang itu adalah pribadi introver, ekstrover, atau ambiver. Setelah menyelesaikan kuis itu, seseorang akan tahu apakah mereka termasuk pribadi introver, ekstrover, ataupun ambiver.
Kelebihan buku ini adalah kita bisa lebih mengenal pribadi introver. Kita bisa memahami sebab introver suka menyendiri, pendiam, dan selalu berada di tepian sebuah ruangan. Di buku ini, juga terdapat kata-kata inspiratif dari tokoh-tokoh terkenal seperti Emma Watson, John Wayne, dan Robert E. Fisher yang dapat memotivasi para introver agar lebih percaya diri.
Kekurangan buku ini, tidak adanya membahas topik profesi yang cocok untuk pribadi introver. Hal ini disebabkan adanya beberapa orang yang ingin mengetahui profesi untuk para introver. Design yang simple dan sederhana pada sampul buku, membuat buku ini kurang menarik perhatian.
ADVERTISEMENT
Dikenal dengan buku ¬bergenre self-improvement, membuat buku ini lebih cocok untuk seseorang yang sedang merasa insecure terhadap diri mereka sendiri, terutama para introver. Saya pribadi, sangat suka dengan kalimat “Menjadi introver tidak berarti melupakan sopan santun. Pelajarilah cara menyapa orang lain sehingga anda bisa berhenti bersembunyi di balik keheningan”. Kalimat ini sangat menggambarkan perasaan introver sewaktu mereka ingin menyapa orang lain, tetapi terhalang oleh rasa kurang percaya diri akan kemampuan berinteraksi mereka.
Jika Anda adalah orang yang berkepribadian introvert, Anda tidak perlu malu, khawatir, atau bahkan depresi. Menjadi seorang introvert adalah sebuah hal yang patut disyukuri. Hal yang perlu Anda lakukan adalah menyesuaikan situasi dan kondisi agar sesuai dengan tipe kepribadian Anda. Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk seseorang dengan kepribadian introver, atau seseorang yang tertarik untuk memahami seorang introver. Tapi, untuk seseorang yang kurang menyukai genre buku self-improvement, saya tidak merekomendasikannya. Buku ini layak untuk menemani anda disaat sedang santai atau saat ada waktu luang karena buku ini bisa menambah wawasan anda terhadap pribadi introver.
ADVERTISEMENT
*) Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang
Nama: Dhea Raihana Aziza
Tempat, Tanggal Lahir: Banjarmasin, 16 Mei 2003
Alamat: Jl. KS Tubun GG. I Tentram No. 25 Banjarmasin, Kalimantan Selatan