Indo Barometer: Pilpres Bisa 3 Paslon Jika Mega, SBY, dan JK 'Beraksi'

15 Februari 2018 17:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Prabowo (Foto: Bay Ismoyo/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Prabowo (Foto: Bay Ismoyo/AFP)
ADVERTISEMENT
Indo Barometer merilis hasil survei terkait simulasi pasangan calon di Pilpres 2019. Dalam hasil survei nasional itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyebut, Pilpres akan sulit diisi oleh tiga pasangan calon, kecuali king maker berkehendak untuk memunculkan calon-calon di luar Jokowi dan Prabowo.
ADVERTISEMENT
“Sementara ini agak sulit terjadi di mana ada tiga pasangan calon yaitu pasangan Pak Jokowi, pasangan Prabowo, dan pasangan satu lagi sebutlah Mr. Fulan dan Mr. Fulin. Kecuali 3 king maker itu beraksi,” ujar Qodari dalam paparan hasil surveinya di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (15/2).
Dia menjelaskan, tiga king maker tersebut adalah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Dia mengatakan, ketiga orang tersebut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kontestasi capres di 2019.
“Kenapa Bu Mega? Karena dia Ketua Umum PDIP, kursinya 109 sama dengan 19 persen. Jadi PDIP tinggal menggandeng salah satu partai yang paling kecil, misalnya Hanura. Jadi itu pasangan sendiri,” jelas Qodari.
ADVERTISEMENT
Sementara, SBY selaku Ketua Umum Demokrat, partainya memiliki 62 kursi di DPR yang artinya sama dengan 11 persen. Sehingga, Demokrat perlu menggandeng dua partai menengah untuk bisa mengusung capresnya.
Jokowi, AHY, Prabowo, dan Anies. (Foto: Dok. Biro Setpes, Fanny Kusumawardhani/kumparan, AFP/Adek Berry, Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi, AHY, Prabowo, dan Anies. (Foto: Dok. Biro Setpes, Fanny Kusumawardhani/kumparan, AFP/Adek Berry, Iqbal Firdaus/kumparan)
“Mungkin Pak SBY harus bisa menggandeng dua partai menengah, katakanlah PAN dan PKB. Jadi itu satu pasangan,” katanya.
Kemudian, Qodari mengatakan Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden dan politikus senior Golkar memiliki kemampuan melobi dan mendorong untuk memunculkan pasangan baru di luar Jokowi dan Prabowo.
“Pak JK ini dengan senioritasnya, dengan lobi politiknya memiliki kemampuan untuk mendorong calon. Beliau kalau telepon ketum partai itu pasti diangkat, apalagi ketum partainya yang masih muda-muda,” pungkas Qodari.
“Buktinya Pilkada DKI, siapa yang mendorong Anies jadi cagub? Pak JK. Pak JK telepon Pak Prabowo untuk memajukan Anies Baswedan,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
Dalam survei yang dirilis Indo Barometer, dalam simulasi 2 calon, Jokowi masih menempati peringkat pertama dengan elektabilitas 48,8 persen. Prabowo berada di peringkat kedua dengan 22,3 persen.