Khofifah: 43% Kekerasan Seksual Anak Terjadi Karena Pornografi

1 Desember 2017 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Khofifah Indar Parawansa konferensi pers (Foto: Dok. Humas Kemensos)
zoom-in-whitePerbesar
Khofifah Indar Parawansa konferensi pers (Foto: Dok. Humas Kemensos)
ADVERTISEMENT
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penyebab terjadinya kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak-anak sebagian besar karena dipengaruhi pornografi. Hal itu disampaikan Khofifah dalam Konferensi Pers Hasil Penelitian tentang Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak.
ADVERTISEMENT
"(Faktor) kekerasan seksual kepada anak adalah pornografi 43 persen, pengaruh teman 33 persen, pengaruh narkoba atau obat 11 persen, pengaruh historis pernah menjadi korban atau trauma masa kecil 10 persen dan pengaruh keluarga 10 persen," ucap Khofifah, dalam keterangannya, Jumat (1/12).
Hasil penelitian lainnya menunjukkan, pelaku kekerasan seksual anak rata-rata berusia 16 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki. Khofifah menyebut, kekerasan seksual itu sebagian besar dilakukan melalui paksaan.
"Kekerasan seksual dilakukan melalui melalui paksaan sebesar 67 persen. Sementara itu bentuk kekerasan yang dilakukan berupa sentuhan atau rabaan organ sensitif sebesar 30 persen, hingga hubungan badan 26 persen," lanjut Khofifah.
Sementara itu, untuk korban kekerasan seksualnya rentang usianya dari 5 hingga 17 tahun. Para korban kekerasan seksual ini 35,44 persen merupakan anak yang pendiam, pemalu, dan cengeng. Lalu 24,5 persennya bersifat hiperaktif dan 13,92 persennya diketahui senang berpakaian minim.
ADVERTISEMENT
Khofifah menjelaskan, sebagian besar pelaku kekerasan seksual berasal dari keluarga yang utuh. Oleh karena itu, ia meminta agar para orang tua bisa berperan maksimal dalam upaya memberikan perlindungan.
"Misalnya menanamkan pemahaman kepada anak bahwa mereka punya bagian intim yang tidak boleh disentuh oleh orang lain bahkan orang yang mereka kenal sekalipun," sambungnya.
Pelaku kekerasan seksual anak SD di Tasikmalaya. (Foto: Dok. Humas Polda Jabar)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku kekerasan seksual anak SD di Tasikmalaya. (Foto: Dok. Humas Polda Jabar)
Melihat tingginya angka kekerasan seksual kepada anak, Kementerian Sosial dalam waktu dekat akan merealisasikan pembangunan Pusat Penelitian, Pengembangan dan Layanan Anak Terpadu (PPPAT).
"Rencananya dalam pekan pertama bulan Desember 2017 Kemensos akan mendirikan di Yogyakarta," tutup dia.
Diketahui, penelitian tersebut dilakukan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS) bekerja sama dengan End Child Prostitution, Child Pornography & Trafficking Of Children For Sexual Purposes (ECPAT) Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penelitian dilakukan di lima wilayah yakni Jakarta Timur, Magelang, Yogyakarta, Mataram, dan Makassar. Penelitian dengan metode wawancara mendalam dilakukan terhadap 49 anak yang melakukan kekerasan seksual terhadap anak, orangtua, guru, kepala panti, Pekerja Sosial, dan stakeholder.