PDIP Beri 3 Syarat untuk Cawapres Jokowi

24 Februari 2018 21:10 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wasekjen DPP PDIP Perjuangan, Ahmad Basarah (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wasekjen DPP PDIP Perjuangan, Ahmad Basarah (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
ADVERTISEMENT
PDIP secara resmi mengusung kembali Joko Widodo sebagai calon presiden untuk Pemilu 2019. Kini, partai berlogo banteng itu mulai menimbang-nimbang siapa calon pendamping terbaik Jokowi dalam kancah Pilpres mendatang.
ADVERTISEMENT
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah menyebut partainya telah menentukan beberapa kriteria calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi.
"Yang paling penting adalah kriteria yang saya katakan tadi. Visi kenegaraannya sama, menambah faktor elektoral, dan ketiga, punya chemistry dengan capres Jokowi," ucap Ahmad di Bali, Sabtu (24/2).
Ahmad menjelaskan, semakin hari, tantangan untuk bisa menyelesaikan masalah di Indonesia tak mudah. Oleh karena itu, menurutnya, Jokowi saat ini membutuhkan pendamping yang memiliki visi yang sama.
Dia menjelaskan, beberapa tantangan yang dianggap tak mudah untuk diselesaikan di antaranya soal ancaman ideologi liberalisme, kapitalisme, hingga radikalisme.
"Kedua adalah elektoral. Calon wapres Pak Jokowi adalah tokoh yang dapat menambah elektabilitas Pak Jokowi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara yang ketiga, Ketua Tim Pemenangan PDIP di Pilgub Jatim itu menjelaskan, cawapres Jokowi harus bisa memiliki chemistry yang kuat dengan Presiden Indonesia saat ini itu. Ia mencontohkan, pasangan pemimpin yang memiliki ikatan kuat adalah Soekarno dan Hatta.
Wasekjen DPP PDIP Perjuangan, Ahmad Basarah (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wasekjen DPP PDIP Perjuangan, Ahmad Basarah (Foto: Garin Gustavian/kumparan)
"Dwitunggal itu seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Kepemimpinan yang solid pemikiran, sikap, dan keputusan-keputusan kenegaraannya tidak berjalan sendiri-sendiri," lanjutnya.
Chemistry yang terjalin antara presiden dan wakil presiden, menurut Ahmad penting untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Salah satu indikator keduanya memiliki ikatan yang kuat, adalah dengan memiliki persamaan ideologi.
Meski harus dalam satu ideologi, Basarah menegaskan, cawapres Jokowi tak harus berasal dari PDIP. Sebab, menurutnya, semua parpol memiliki ideologi yang sama.
ADVERTISEMENT
"Ada cara tujuan dengan partai Islam, tapi tujuannya adalah masyarakat Pancasila. Sehingga oleh karena itu pengertian ideologi ini jangan dipersempit satu partai. Tapi satu dalam perspektif negara Pancasila," ucapnya.
Dia juga tak menyebut secara rinci apakah akan kembali berkoalisi dengan partai-partai yang berhaluan nasionali dan religius.
"Saya kira kami tidak terjebak pada dikotomi nasionalis dan religius. Karena setiap pemimpin indonesia, siapapun dia, dia harus menjadi seorang nasionalis dan religius," tutupnya.