Rusia VS Ukraina: Diplomasi Multilateral, Efektifkah?

Diaz Kharisma Parmato
Student at International Relations, Andalas University.
Konten dari Pengguna
7 Juni 2022 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diaz Kharisma Parmato tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret Vladimir Putin (Kiri) dan Volodymyr Zelensky (Kanan) (Foto: Shutterstock - 2135305123)
zoom-in-whitePerbesar
Potret Vladimir Putin (Kiri) dan Volodymyr Zelensky (Kanan) (Foto: Shutterstock - 2135305123)
ADVERTISEMENT
Perkembangan Diplomasi saat ini memberikan dampak dan pengaruh yang besar dalam dinamika sistem internasional seperti kemunculan organisasi internasional, Non-Government Organizations (NGO) dan juga permasalahan global yang semakin kompleks kemudian mendorong berbagai negara di seluruh dunia untuk mulai berfikir kolektif. Dari kesadaran kolektif tersebut nanti akan berorientasi kepada common goals yang diwujudkan lewat suatu  bentuk diplomasi baru yang dikenal dengan diplomasi multilateral untuk mewujudkan common goals diantara negara-negara dalam sistem internasional nyatanya bukanlah suatu hal yang mudah, banyaknya halang rintang dan keadaan yang terkadang membuat negara-negara tersebut  mengalami gejolak dan pertentangan yang kemudian memicu konflik seperti halnya yang mewarnai Benua Eropa di awal tahun 2022 antara Rusia dan juga Ukraina.
ADVERTISEMENT
Terhitung sejak 24 Februari 2022, Rusia menginvasi Ukraina yang dimulai dengan meluncurkan penyerangan ke kota-kota besar di  Ukraina termasuk Kharkiv, Odesa, Sumy, dan ibu kota Khiev. Dunia internasional  telah berupaya untuk menemukan titik terang dari konflik  diplomasi demi menghentikan invasi tersebut namun, sayangnya upaya -upaya tersebut belum membuahkan hasil. Masing-masing pihak yang terlibat masih mengedepankan kepentingan masing-masing yang akhirnya semakin memelihara keadaan konflik tersebut. Invasi tersebut merupakan tambahan catatan kelam baru bagi kedua negara, Eropa dan dunia terhadap serangkaian konflik yang merugikan tak hanya hubungan dari kedua negara namun juga hubungan dengan berbagai negara atau entitas lainnya di dunia.
Amerika Serikat bersama dengan NATO dan Uni Eropa terlihat memanfaatkan situasi ini untuk semakin menekan Rusia sebagai saingannya. Sejak keputusan Vladimir Putin untuk mengirim pasukan dan menyerang Ukraina, para pemimpin internasional telah bertemu dan bertukar pesan. Pertemuan tersebut sebagian besar menyatakan dukungan terhadap Ukraina dan Rusia kemudian dapat dikatakan menahan diri dari tindakan lebih lanjut. Melihat keadaan saat ini, jelas bahwa prospek perang di Ukraina ada, atau setidaknya muncul dalam komunikasi antara para pemimpin dunia. Ini menyiratkan bahwa ketika upaya bilateral gagal, komunitas internasional harus menghormati pendekatan diplomatik melalui forum multilateral untuk mengakhiri masalah Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
Masyarakat internasional harus dapat melihat bahwa dengan mempromosikan strategi diplomatik multilateral, solusi yang efektif dan komprehensif untuk berbagai tantangan dan konflik internasional dapat dilaksanakan. Paling tidak, perang internasional tidak didominasi oleh kekuatan satu negara, tetapi juga memperhitungkan kepentingan bersama negara-negara yang berkonflik serta tujuan internasional yang lebih luas.
Sumber:
Kuzio, Taras. Russia & Eurasia Studies Centre Putin ’ s Invasion of Ukraine and the Global Crisis, 2022.
Patrick, M Stewart. “Despite Ukraine Invasion, Russia Shouldn’t Be Booted From G-20. Accessed on May 22, 2022. <https://www.worldpoliticsreview.com/articles/30430/despite-ukraine-invasion-russia-shouldn-t-be-booted-from-g-20>
Walker, Ronald A. Multilateral Conferences: Purposeful International Negotiation. Palgrave Macmilan, 2004.