Pandemi COVID-19 Indonesia

Dicky Budiman, dr., M. Sc.PH
Doctor. Epidemiologist. PhD candidate. Researcher and practitioner on Global Health Security Policy at the Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia.
Konten dari Pengguna
6 April 2020 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dicky Budiman, dr., M. Sc.PH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga puluh lima hari sejak kasus COVID-19 resmi pertama dilaporkan, Indonesia telah melaporkan 2.273 kasus dengan 198 kematian dan 164 pulih.
ADVERTISEMENT
Virus SARS-CoV-2 telah memberi dampak nyata pada kehidupan sosial, ekonomi dan sektor kesehatan kita. Hal ini mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahkan oleh sebagian kalangan medis sekalipun.
Walaupun sesungguhnya bila dikaji, banyak forum dan hasil riset Global Health Security (GHS) telah memprediksi ancaman ini. Termasuk salah satunya yang saya juga hadiri dan presentasikan pada Oktober 2019 di Guangdong China.
Sebagai pengamat, praktisi dan peneliti Global Health Security dan pandemi, serta saat ini turut terlibat langsung dalam diskusi, advokasi dan usulan rekomendasi penanganan COVID-19 di Indonesia, saya memiliki tiga catatan penting.
Pertama, secara umum respon Indonesia sudah relatif positif dan antisipatif, walaupun ada beberapa catatan perbaikan yang harus bersama-sama kita lakukan. Intervensi yang sudah dan akan diberikan sudah cukup menyentuh banyak aspek, baik berupa insentif ekonomi, sosial, pengaturan bekerja dan belajar di rumah juga menyiapkan fasilitas kesehatan. Kerja besar akan dimulai di fase pelaksanaan intervensi.
ADVERTISEMENT
Peran dan kerjasama pemerintah pusat dan daerah menjadi sangat penting. Yang menggembirakan, respons para Gubernur, hampir mayoritas sudah menunjukkan pemahaman yang tepat berdasar kajian ilmiah yang kredibel. Kenapa saya tambah kredibel karena saat pandemi ini, dunia mengenal dengan istilah infodemic yang salah satu contohnya adalah informasi dan hasil riset yang belum terbukti kebenarannya namun dijadikan dasar strategi dan cenderung akan membahayakan upaya penanganan dan pencegahan COVID-19.
Masih adanya kepala daerah Kabupaten atau Kota yang memiliki pemahaman keliru terkait pandemic COVID-19 akan sangat berbahaya untuk masyarakatnya dan untuk itu pemerintah provinsi dan pusat berkewajiban untuk memastikan seluruh kepala daerah Kabupaten dan Kota memiliki respons yang tepat terhadap pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sikap penyangkalan dan percaya diri berlebihan dengan beragam asumsi yang tidak didukung fakta ilmiah akan sangat berbahaya. Letak dan posisi yang jauh dari pulau Jawa dan pusat kota sekalipun tidak akan menjamin bebas dari ancaman pandemic COVID-19, selama pihak pemerintah setempat tidak melakukan strategi tes, pelacakan, perawatan dan isolasi yang didukung dengan tindakan pencegahan seperti cuci tangan, masker kain, jaga jarak fisik dan membiasakan beraktifitas di rumah.
Kedua, strategi penanganan pandemi pada tingkat operasional masih memerlukan peningkatan yang massif. Terutama dalam intensifikasi tes dan pelacakan kasus. Selain itu dukungan keamanan para tenaga medis menjadi isu penting yang harus segera ditangani guna mencegah semakin banyaknya tenaga kesehatan yang gugur akibat COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sinergi antar institusi teknis dan pelibatan seluruh potensi seperti Lembaga swadaya masyarakat dan tokoh agama/masyarakat menjadi hal yang harus kita tingkatkan. Upaya pencegahan yang melibatkan peran serta aktif masyarakat perlu dibangun dan dikembangkan, seperti gerakan memakai masker kain dan Gerakan jangan sentuh.
Keterbukaan informasi dan data menjadi isu penting dan perlu ditemukan solusinya, mengingat data pasien nasional dan lokal sangat diperlukan para epidemiolog dalam menyusun kajian dan prediksi serta rekomendasi.
Data detail pasien akan memberikan gambaran asli kondisi dan pola penyakit COVID-19 di Indonesia. Sehingga, Indonesia dapat berperang melawan penyakit ini dengan petanya sendiri, dan bukan peta negara lain. Adanya aturan kerahasiaan pasien dan aturan lainnya memerlukan solusi hukum terbaik pada situasi pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Ketiga, musuh utama kita saat ini selain COVID-19 adalah polarisasi bangsa ini yang masih ada, meski pilpres telah berakhir secara konstitusional dan damai. Faktanya bisa dilihat dari dinamika diskusi COVID-19 yang terjadi di dunia maya.
Hal ini memprihatinkan dan juga berbahaya, karena pada situasi pandemi seperti ini, Indonesia memerlukan kebersamaan, kolaborasi dan gotong royong semua unsur/komponen bangsa untuk melawan pandemi COVID-19.
Bahkan tidak cukup itu saja, adanya kolaborasi global atau antar negara sangat diperlukan agar dunia sukses menangani pandemi. China sekali pun, saat ini belum akan aman sampai semua negara di dunia ini berhasil mengendalikan pandemi.
Sudah terlalu banyak korban kerugian, kesakitan dan kematian karena pandemi ini, sudah cukup banyak juga rekomendasi, gagasan dan kajian yang diberikan untuk mengatasi COVID-19 di Indonesia. COVID-19 tidak pernah melihat jenis kelamin, aliran politik dan juga agama manusia yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Yang kita perlukan sekarang adalah kejernihan berfikir, kebesaran hati dan kegotong royongan serta sikap proaktif semua pihak. Hal ini adalah modal besar dan penting untuk setiap bangsa dalam mengendalikan pandemi COVID-19.
Penutup, kondisi kita dan juga dunia saat ini, ibarat manusia yang berada di lautan dengan ombak besar, sementara yang dimiliki hanya beberapa potongan kayu sebagai pegangan dan bekal makanan, bagian pantai dengan air laut tidak dalam diperkirakan tidak terlampau jauh, sementara daratan terlihat masih relatif jauh.
Ombak adalah COVID-19, sedangkan kayu & makanan adalah strategi penanganan pandemi (test, tracing, treat, isolate, karantina wilayah/RS, pembatasan skala besar, plus upaya preventif seperti masker non medis, jaga jarak, cuci tangan, jauhi keramaian, kerja/belajar di rumah dll).
ADVERTISEMENT
Pantai dengan air laut dangkal ibarat obat COVID-19 dan daratan yang terlihat masih jauh adalah vaksin COVID-19. Oleh karena itu, kita perlu memaksimalkan semua sumber daya yang ada untuk memenangkan perang ini.
Jangan Lemah
Jangan Lengah
Tetap semangat