Pelatihan Pengolahan Sampah Organik di Padukuhan Geblag, Bantul

Dicky Fransis
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
14 September 2022 15:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dicky Fransis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sumber: mahasiswa kkn
Bantul, Mahasiswa KKN UAD – Di Indonesia, sampah masih menjadi momok yang mengerikan. Sebab, setiap hari masyarakat selalu menghasilkan sampah dari skala kecil sampai skala besar.
ADVERTISEMENT
Di kabupaten Bantul sampah masih menjadi tantangan tersendiri karena jumlah volume sampah yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dilansir dari inilahjogja.com jumlah sampah di kabupaten Bantul itu per harinya bisa mencapai 400 ton. Padahal kemampuan untuk mengelola sampah hanya 100 ton per harinya. Sehingga masih ada sekitar 300 ton sampah yang belum dapat diolah. Adapun masyarakat Bantul setiap harinya menghasilkan sampah 0,6 kg per orang.
Terkait hal itu, pemerintah kabupaten Bantul mencanangkan Bantul Bersih Sampah 2025 untuk menekan volume sampah yang terus mengalami peningkatan. Dengan besarnya sampah yang dihasilkan Pemerintah kabupaten Bantul berupaya agar sampah selesai di tingkat desa.
Dikutip dari merdeka.com Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, Pemkab Bantul berupaya untuk dilakukannya membudayakan pengelolaan sampah rumah tangga di masyarakat. Dia mengatakan, setiap rumah tangga juga harus memiliki kantong-kantong sampah yang terpilah sesuai jenisnya, agar misalnya sampah organik atau sisa-sisa makanan bisa digunakan di antaranya untuk pakan ternak atau bahkan bisa untuk di jadikan POC (Pupuk Organik Cair).
ADVERTISEMENT
Pupuk Organik Cair berguna untuk membuat tanaman tumbuh subur karena bahan yang digunakan adalah limbah sayuran yang memiliki berbagai macam kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga pembuatan Pupuk Organik Cair selain bermanfaat untuk sektor pertanian juga bisa membantu mengurangi pengeluaran sampah.
Mahasiswa UAD bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul menyelenggarakan pelatihan pengolahan sampah organik di Padukuhan Geblag. Pelatihan tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, 4 September 2022 yang diikuti oleh perwakilan setiap RT dan perwakilan dari kelompok tani. Pelatihan ini diselenggarakan untuk membantu program pemerintah kabupaten Bantul yaitu program Bantul Bersama Bersih Sampah 2025.
Pelatihan pengolahan sampah organik ini disampaikan oleh Bapak Muhammad Isnandar. Beliau menyampaikan bagaimana pembuatan kompos menggunakan sampah daun kering menggunakan alat decomposer bag dan pupuk organik cair menggunakan ember tumpuk. “Dalam pembuatan kompos yang baik menggunakan sampah daun kering dengan perbandingan 8:1:1 dengan kotoran hewan, tanah, dan arang kemudian disimpan didalam ruangan yang tidak terkena oleh sinar matahari secara langsung agar tidak menjadi kering” ujar bapak Isnandar.
ADVERTISEMENT
Beliau juga menjelaskan proses pembuatan pupuk organik cair menggunakan 2 ember cat ukuran 20 kg selain itu dapat juga menggunakan tong biru atau penampung air kemudian diberi 4 lubang di bagian atas pada masing-masing ember guna untuk tempat hinggap lalat bsf lalu di dasar ember 1 dan tutup ember 2 diberi lubang agar air lindi mengalir dan ember ke 2 diberi lubang kran. Penggunaan ember tumpuk ini digunakan untuk sisa sampah dapur kemudian dimasukan maggot. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengolah sampah organik dari limbah rumah tangga menjadi pupuk organik yang dapat digunakan untuk pertanian di padukuhan tersebut.
Setelah melewati beberapa tahapan pembuatan akan menghasilkan pupuk cair atau lindi yang akan keluar melalui kran yang ada di ember bagian bawah, sementara larva (Maggot) bisa dipergunakan untuk pakan unggas dan lain sebagainya. Pupuk padat yang ada di ember atas setelah dikeringkan bisa digunakan untuk pupuk.
ADVERTISEMENT
Sebelum digunakan atau diaplikasikan ketanaman, pupuk cair harus difermentasi dengan cara memasukan kedalam botol separuhnya saja kemudian ditutup tetapi tidak terlalu kencang kemudian di jemur di bawah sinar matahari dengan demikian pupuk organik cair sudah bisa digunakan.

-Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan-