Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perjalanan Pendidikan
23 Juni 2021 18:09 WIB
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:09 WIB
Tulisan dari Dila Ayudya Ariyadi Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hallo teman - teman ...
Ada yang penasaran gak sih sama cerita seorang anak perempuan yang baru lulus SMP lalu memutuskan untuk sekolah di luar kota, jauh dari orang tua, gak ada saudara sama sekali dan hidup mandiri di kost. Yuk, baca cerita atau bisa dikatakan ini curhatan dari aku, hehe.
Eh, tapi sebelum kalian baca cerita aku kita kenalan dulu yuk, kan kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Nah, siapa tau kalo udah kenal jadi sayang hehe bercanda ya, nih kenalin ya nama aku Dila Ayudya Ariyadi Putri, panjang ya namanya kayak rel kereta api hehe. Aku sering dipanggil sama orang - orang dengan Dila, Dil, Dilaayud, dan masih banyak lagi, tapi kalo kalian mau manggil sayang juga boleh kok, hehe. Aku lahir dan besar di kota kecil yang sebelah timurnya berbatasan dengan Jawa Timur, ada yang tau gak? hehe, ya udah nih aku kasih tau kota itu adalah Kota Sragen, yang tinggal di Sragen yuk main bareng, hehe.
ADVERTISEMENT
Ya udah yuk, aku mulai aja ya ceritanya eh curhatnya, hehe.
Cerita dimulai dari aku semasa sekolah dasar. Sebenarnya sih masa sekolah dasarku ya sama kaya anak - anak pada umunya, tapi ada sebagian yang menurutku gak semua anak mengalami hehe, jadi ya aku cerita aja ya. Aku dulu sekolah dasar di depan rumahku, maksudnya di depan rumahku ada sekolah dasar dan aku sekolah disitu, nama sekolah dasarnya yaitu SD N SINGOPADU 1.
Aku selama 6 tahun sekolah dasar selalu berangkat dan pulang jalan kaki gak pernah pakai sepeda, ya iyalah orang sekolahnya cuma depan rumah, hehe. Aku pada saat sekolah dasar jarang sekali membawa uang jajan ke sekolah, jika aku lapar aku langsung lari pulang ke rumah untuk makan atau minun. Tapi terkadang aku juga merasa iri, saat melihat teman - temanku dijemput orang tuanya saat pulang sekolah. Aku juga merasa iri, pada waktu pengambilan raport, karena teman - temanku pada saat pengambilan raport pasti yang datang ke sekolah bapak atau ibunya, sedangkan aku kalo gak kakong ya nenek, oh iya kakong itu sebutan aku untuk kakek ya teman hehe.
ADVERTISEMENT
Ada yang pengen tau gak kenapa yang datang ambil raportku bukan bapak atau ibuku ? Ya udah, nih aku kasih tau bapak ibuku itu kerja mencari uang ke pulau tetangga, bukan negara tetangga ya hehe. Bapak ibukku kerja di Pekanbaru di Pulau Sumatera, mereka pulang atau mudik itu setahun sekali, terkadang setahun dua kali, tapi yang paling sering setahun sekali pada saat lebaran atau idul fitri.
Jadi, ya itu alasan kenapa raportku yang ambil kakong atau nenek, karena aku di rumah hanya dengan mereka, oh ada satu 1 lagi hehe, yaitu dengan adikku. Aku sejak kelas 2 SD sudah ditinggal bapak ibuku untuk bekerja ke Pekanbaru. Tapi dengan tidak adanya kedua orang tua dirumah bukan berarti aku menjadi anak yang malas atau tidak belajar ya, aku belajar dengan rajin agar mendapat peringkat dikelas. Singkat cerita pada saat pengumuman kelulusan aku mendapatkan nilai yang paling bagus di antara teman - teman kelasku.
ADVERTISEMENT
Yuk kita lanjut pada saat masa SMP ya, biar gak kepanjangan, hehe. Aku dulu masuk SMP favorit di Sragen, karena SMP itu bagus jadi banyak yang berminat untuk masuk, SMP itu adalah SMP N 5 Sragen. Pada saat kelas 1 sampai kelas 2, aku berangkat dan pulang sekolah selalu naik bus, jadi pas mau berangkat kakong antar ke tempat bisnya. Pada saat itu ongkos bus untuk anak sekolah itu cukup murah hanya 2000 - 3000 saja tergantung naik bus apa.
Nah, tempat aku turun dari bus itu masih berjarak 3 kiloan dari rumah, jadi pas udah turun dari bus biasanya kakong udah nunggu disitu, tapi kalo kakong gak bisa jemput karena lagi di sawah atau dimana gitu, aku jalan kaki sampai rumah ya walaupun nanti sampai rumah capek hehe daripada duduk nunggu kan. Tapi terkadang pas lagi jalan ada orang baik yang nawarin atau kasih tumpangan, walaupun gak sampai rumah tapi setidaknya gak terlalu jauh jalannya, hehe.
ADVERTISEMENT
Nah, pasti ada yang ngomong kenapa gak minta antar kakong atau siapa daripada naik bus, penginnya sih gitu ya kan diantar dijemput gitu, tapi kan kasian juga karena kakong udah sepuh mana jarak SMP ke itu sekitar kurang lebih 6 kiloan dan kakong kan juga urus sawah jadi ya nanti tambah capek kalo harus antar jemput aku, cucu yang pengertian kan aku hehe. Tapi tenang aku naik bus itu cuma sampai kelas 2, pas kelas 3 aku udah mulai bawa motor sendiri hehe. Dan hal yang sama terulang lagi selama 3 tahun SMP yang ambil raport aku adalah kakong tersayang, hehe.
Dan singkat cerita pada saat mau UN SMP, ternyata SMPku melaksanakan UN berbasis komputer atau UNBK. Nah, otomatis kan UNnya dibagi - bagi menjadi beberapa sesi menyesuaikan dengan kapasitas komputer yang dimiliki oleh sekolahan. Nah, mungkin aku kurang beruntung karena dapat sesi terakhir selama 4 hari berturut - turut, kan UNnya ada 4 mata pelajaran jadi ya aku selama 4 hari dapat sesi yang terakhir sekitar jam 15.00 - 17.30 mantap kan ya.
ADVERTISEMENT
Nah, kan udah sore banget itu ya, udah sore disuruh mengerjakan soal lagi ya otaknya udah malas mikir kan ya, jadi ya pencet indah aja, haha. Jadi selama 4 hari UN itu aku mengerjakan soalnya sebisa aku tapi kebanyakan aku langsung pilih aja, hehe. Sampailah diwaktu pengumuman kelulusan atau wisuda tiba dan kalian tau gak ? Pada saat wisuda bapak ibuku pulang loh, jadi mereka bisa datang ke acara wisuda, bahagia banget aku, hehe.
Tapi, kebahagian itu tidak berlangsung lama, karena pada saat nilaiku dibuka oleh bapakku ternyata nilaiku sangat mengagetkan, karena nilainya sangat jelek. Dan disitulah kami sekeluarga bingung mau mendaftarkan aku ke SMA atau SMK mana yang ada di Sragen dengan nilai aku yang cuma segitu, yang sangat mengenaskan, hehe.
ADVERTISEMENT
Lalu setelah melewati masa kebingungan itu, akhirnya aku memutusakan untuk mengikuti jejak kakak sepupuku yang selesai SMP lalu pergi merantau ke kota tetangga untuk menuntut ilmu, hehe. Aku ahirnya mengambil keputusan untuk mendaftar di salah satu SMK yang ada di Kota Purwokerto. Aku mendaftar di SMK tersebut menggunakan nilai raport, untungnya nilai raportku tak seburuk nilai UNku, haha.
Sebenarnya ini adalah keputusan yang cukup sulit bagiku, karena hampir kurang lebih 15 tahun aku tidak pernah tinggal berjauhan dari keluarga, dan sebenarnya aku tipe orang yang manja hehe. Oh iya aku belum kasih tau ya aku daftar dimana hehe, aku daftar di SMK TELKOM PURWOKERTO. Dan tiba waktu pengumuman lulus enggaknya, dan alhamdulillahnya aku diterima. Disaat itu aku bingung antara harus sedih apa senang, sedinya karena harus ninggalin keluarga apalagi nanti kalo disana dituntut untuk mandiri karena tinggal di kost dan senangnya karena aku diterima di SMK itu.
ADVERTISEMENT
Tapi ya mau gak mau aku harus tetap pergi untuk melanjutkan sekolah. Dan pada saat mau pergi ke Purwokerto yang pertama kali untuk daftar ulang dan mencari kost, itu kaya orang mau pindahan haha, karena banyak bawa barang untuk kost dan pada saat berangkat tidak lupa acara nangis - nangisnya, haha. Saat sampai di sana terus kita ke hotel depan telkom dulu untuk naruh barang bawaan, setelah itu langsung pergi SMK Telkom untuk daftar ulang. Nah, selesai daftar ulang kami langsung mencari kost. Akhirnya aku mendapat kost yang jaraknya gak terlalu jauh dari SMK dan itu kostnya satu kamar satu orang tapi kamar mandi luar untuk bersama gitu, tenang ini kost khusus perempuan kok enggak campur hehe.
ADVERTISEMENT
Terus singkatnya aku mulai nyaman dengan lingkungan sana. Aku mudik atau pulang ke Sragen itu sekitar 2 - 3 bulan sekali atau aku pulang pada saat ada libur panjang pasti aku pulang. Kenapa aku jarang pulang ? Ya karena sayang waktunya habis buat perjalanan, misal aku pulang Jumat sore jam 3 sore naik kereta sampai rumah itu hampir jam 10 malam, terus nanti Minggu jam 2 siang berangkat sampai Purwokerto hampir jam 9 malam, terus besok masuk sekolah jadi ya waktu untuk dirumah itu cuma sebentar, ya sayang hehe. Cara terampuh kalo lagi kangen rumah pasti video call sama keluarga agar kangennya terobati, hehe.
Terus untuk masalah siapa yang ambil raport pada saat sekolah di Purwokerto, tenang teman ada bapak ibu kost yang siap membantu untuk mengambilkan raport hehe, jadi gak perlu khawatir. Singkat cerita lagi pada saat kelas 3 mau ujian nasional tapi tidak jadi gara - gara Virus Covid-19 meningkat, akhirnya sekolah pun ditutup dan diliburkan selama 2 minggu.
ADVERTISEMENT
Tapi ternyata oh ternyata gak 2 minggu ya teman - teman sudah hampir setahun lebih kita gak berangkat sekolah. Sekarang sekolahnya lewat online atau daring bahkan wisuda SMK pun ikut online, jadi cuma foto bareng keluarga terus dikirim udah, nanti ditampilkan pada saat nama kita dipanggil oleh bapak ibu guru pada saat wisuda, sedih banget kan gak bisa ketemu teman - teman gak bisa foto bersama, huhu.
Semoga pandemi Virus Covid-19 ini cepat hilang ya, amin. Dan ya kita udah sampai di penghujung hehe, oh iya setelah lulus SMK aku lanjut kuliah di belakang SMKku loh hehe, pasti kalian ada yang tau kalo SMK Telkom itu masuk ke dalam Kawasan Pendidikan Telkom, yang artinya dalam satu kawasan itu terdapat beberapa instansi pendidikan yaitu SMP Telkom, SMK Telkom, dan Institut Teknologi Telkom. Nah aku kuliah di Institut Teknologi Telkom semester 2 ini, hehe.
ADVERTISEMENT
Semoga kalian yang baca ceritaku eh curhatku bisa merasakan apa yang aku rasakan saat itu ya, hehe. Sekian sepenggal cerita atau curhatan tentang perjalanan pendidikan aku. Kalau ada kata-kata yang lebay, aku minta maaf ya hehe. SEE U NEXT TIME babayyy :)
Dila Ayudya Ariyadi Putri (Mahasiswa ITTP 2020)