Memahami Demensia: Bagaimana Kualitas Hidup Lansia Dipengaruhi?

Dimalia Cantika
Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2023 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimalia Cantika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demensia, atau dikenal sebagai pikun, merupakan penurunan kognitif yang sangat parah sehingga menghambat kegiatan sehari-hari dan interaksi sosial yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. Biasanya demensia terjadi pada orang lanjut usia (lansia). Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu demensia, bagaimana demensia bisa mempengaruhi kualitas hidup, dan apa saja cara untuk meningkatkan kualitas hidup lansia yang terkena dampak demensia.
Ilustrasi Lansia dengan Demensia. Photo by Pixabay
Artikel ini akan memuat poin-poin yang disebutkan di atas dengan pembahasan yang ringan dan tentu saja sesuai dari teori yang ada. Agar pembaca bisa lebih nyaman saat membaca artikel ini, penulis menyarankan pembaca untuk mengambil posisi membaca yang nyaman serta rileks. Eitss, ada pantun, nih!
ADVERTISEMENT
Beli minyak ke Rusia
Pulangnya lewat Chicago
Mari disimak artikelnya
Let’s goo!!
Apa itu Demensia?
Ilustrasi Demensia. Photo by Pixabay
Lalu, benarkah demensia hanya terjadi pada lansia saja? Seperti yang kita bahas sebelumnya bahwa demensia merupakan sebutan lain dari pikun. Tentu saja, kita akan menganggap bahwa itu adalah penyakit yang berhubungan dengan penyakit lanjut usia. Namun, benarkah demikian? Berkaitan dengan definisi demensia menurut WHO bahwa demensia menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Dengan demikian, maka demensia bisa terjadi pada siapa saja. Namun, memang sangat rentan dialami oleh lansia.
Menurut Miller (dalam Dhewi & Widyastuti, 2017) demensia merupakan kerusakan kognitif terutama dalam fungsi intelektual yang umumnya bersifat progresif dan mempengaruhi aktivitas harian seseorang. Wah, kenapa demensia bisa mempengaruhi aktivitas harian seseorang ya? Bukankah, jika aktivitas terganggu, kualitas hidup menjadi menurun? Sebelum membahas lebih lanjut mengapa demensia dapat berpengaruh pada kualitas hidup. Mari kita tahu lebih dulu, pengertian dari kualitas hidup.
ADVERTISEMENT
Apa itu Kualitas Hidup?
Ilustrasi Pensiunan Tua Pasangan. Photo by Pixabay
Itulah kutipan definisi kualitas hidup menurut WHO (dalam Haraldstad, Kristin, et al.). Lalu bagaimana kualitas hidup terhadap lansia? Menurut WHO (yang dikutip dalam Silfiyani, 2020), penilaian kualitas hidup seseorang menggunakan WHOQOL-BREF, yang mencakup empat domain utama :
1. Kesehatan Fisik
Meliputi aspek energi dan kelelahan, nyeri dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, mobilitas, aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada obat dan bantuan medis, serta kapasitas kerja.
2. Kesehatan Psikologis
Meliputi aspek citra dan penampilan tubuh, perasaan negatif, perasaan positif, harga diri, pembelajaran, memori dan konsentrasi, serta aspek agama/berpikir, belajar, spiritualitas, dan keyakinan pribadi.
ADVERTISEMENT
3. Sosial
Meliputi aspek hubungan pribadi, dukungan sosial, dan aktivitas seksual.
4. Hubungan dengan Lingkungan:
Meliputi aspek sumber daya keuangan, kebebasan, keselamatan dan keamanan fisik, perawatan kesehatan dan sosial (aksesibilitas dan kualitas), lingkungan rumah, dan lain sebagainya.
Setelah kita memahami tentang kualitas hidup dan aspek-aspeknya, kita akan masuk ke inti dari artikel ini. “Mengapa Demensia Dapat Berpengaruh Terhadap Kualitas Hidup Lansia?.”
Mengapa Demensia Dapat Berpengaruh Terhadap Kualitas Hidup Lansia?
Ilustrasi Demensia dan Terapi Pekerjaan. Photo by Pixabay
Seperti yang sudah kita ketahui, penurunan kognitif pada demensia bisa dibilang cepat, bahkan lebih cepat daripada gangguan-gangguan kognitif lainnya. Dan tentu ini sangat mengganggu penderita demensia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, bukan hanya penderita saja, tetapi juga pengasuhnya atau yang biasa disebut Caregiver.
ADVERTISEMENT
Gejalanya pun dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Penderita akan membutuhkan orang lain untuk membantu aktivitas sehari-harinya. Bahkan jika gejalanya mulai berat, penderita akan sangat bergantung dengan orang lain. Ketika demensia mulai menyerang seseorang, gejala yang akan dialami meliputi (WHO, 2023):
Nah, seperti penjelasan WHO sebelumnya bahwa kualitas hidup seseorang dilihat dari kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan hubungan seseorang dengan lingkungan. Selaras dengan gejala-gejala yang ada pada demensia yang bisa mempengaruhi kualitas hidup.
Jangankan lansia, coba bayangkan kita lupa menaruh barang, pasti kita akan merasa kesal dengan diri sendiri, apalagi jika barang itu sedang sangat dibutuhkan, bisa-bisa kita malah marah-marah sendiri. Begitu pula jika kita tersesat atau bingung. Mau mandi, malah ambil piring. Mau makan malah angkat jemuran. Kesal bukan?
ADVERTISEMENT
Saya mempunyai nenek usianya 80-an tahun. Dia normal saja, tidak demensia. Tapi, sudah sangat renta, jalan saja harus dituntun, ke kamar mandi, ke tempat tidur, ke rumah tetangga, ke luar. Mau buang air harus panggil seseorang dulu. Kalau tidak terpanggil, harus terpaksa buang air di tempat, bukan di toilet. Suaranya semakin serak, sehingga sering tidak terdengar. Kalau datang pun, sering tidak mengenali/lupa anak atau cucunya. Sangat menyiksa bukan?
Cara Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia
Ilustrasi Demensia dan Terapi Pekerjaan - Pengasuh rumah dan wanita dewasa senior. Photo by iStock
Lalu, setelah kita memahami apa itu demensia, dan mengapa demensia dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia. Kita perlu juga memahami, apa saja cara dalam meningkatkan kualitas hidup lansia dengan demensia. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka:
ADVERTISEMENT
1. Dukungan Emosional dan Sosial
Memberikan dukungan emosional yang stabil dan menciptakan lingkungan sosial yang positif sangat penting. Menghabiskan waktu bersama dengan mereka, mendengarkan cerita mereka, dan menunjukkan perhatian dan empati dapat membantu membangun koneksi emosional yang bermakna.
2. Stimulasi Kognitif
Aktivitas yang menstimulasi kognitif, seperti teka-teki, permainan otak, atau membaca, dapat membantu menjaga dan memperkuat kemampuan kognitif yang tersisa. Ini dapat memberikan kepuasan intelektual dan meningkatkan perasaan kompetensi.
3. Perencanaan Aktivitas Teratur
Membuat jadwal aktivitas yang teratur dan terstruktur membantu lansia dengan demensia merasa terlibat dan memiliki tujuan dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas seperti berjalan-jalan, berkebun, bermain musik, atau mengikuti program seni dapat memberikan kesenangan dan meningkatkan kualitas hidup.
4. Nutrisi yang Seimbang
ADVERTISEMENT
Memastikan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan lansia dengan demensia sangat penting. Makanan yang sehat dan bergizi dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan kognitif mereka. Juga, pastikan mereka cukup terhidrasi untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal.
5. Lingkungan yang Aman dan Dukungan Fisik
Membuat lingkungan yang aman dan ramah bagi lansia dengan demensia sangat penting. Mengurangi risiko jatuh, memastikan aksesibilitas yang baik, dan mempertimbangkan perubahan fisik dalam rumah dapat membantu mereka merasa nyaman dan mandiri.
6. Terapi Aktivitas
Terapi aktivitas seperti terapi musik, seni, atau terapi hewan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi lansia dengan demensia. Metode ini dapat meningkatkan suasana hati, meredakan stres, dan meningkatkan interaksi sosial.
7. Dukungan Keluarga dan Komunitas
ADVERTISEMENT
Keluarga dan komunitas dapat memberikan dukungan yang berharga. Melibatkan anggota keluarga dalam perawatan dan mencari dukungan dari organisasi atau kelompok pendukung dapat membantu mengurangi beban dan meningkatkan pemahaman tentang kondisi demensia.
8. Perawatan Medis yang Terarah
Konsultasikan dengan dokter dan tim medis untuk perawatan yang tepat. Beberapa obat dan terapi medis dapat membantu mengelola gejala dan melambatkan perkembangan demensia.
Nah, itu beberapa poin yang berkaitan dengan cara meningkatkan kualitas hidup lansia dengan demensia. Dalam artikel ini, kita telah membahas mengenai pengaruh demensia terhadap kualitas hidup lansia. Namun, penting bagi kita untuk menyadari bahwa demensia bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun ada keterbatasan yang dialami oleh lansia dengan demensia, masih ada banyak langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Dhewi, R. R. K., & Widyastuti, R. H. (2017). Kebutuhan caregiver dalam merawat lansia dengan demensia di Panti Wredha Kota Semarang (Doctoral dissertation, faculty of medicine).
Haraldstad, K., Wahl, A., Andenæs, R., Andersen, J. R., Andersen, M. H., Beisland, E.,... & LIVSFORSK network. (2019). A systematic review of quality of life research in medicine and health sciences. Quality of life Research, 28, 2641-2650.
Silfiyani, L. D. (2020). Literature Review: Hubungan Caring Spiritual Dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisa.