Sejarah Pertempuran Danau Changjin: Kisah Heroiknya Pasukan Cina di Perang Korea

Dimas Yoga Ferdiyanto
Mahasiswa Sejarah di Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
4 Juni 2022 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dimas Yoga Ferdiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Peta Korea. Sumber Foto : https://pixabay.com/id/vectors/asia-biru-berbatasan-bendera-datar-1294399/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Peta Korea. Sumber Foto : https://pixabay.com/id/vectors/asia-biru-berbatasan-bendera-datar-1294399/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perang Korea merupakan salah satu perang terbesar di dalam sejarah dunia setelah berakhirnya perang dunia kedua. Perang ini berlangsung pada tahun 1950-1953 di Semenanjung Korea. Awal mula perang ini terjadi karena adanya perbedaan ideologi di antara kedua kubu yakni Korea Selatan yang menganut paham liberalisme dan Korea Utara yang lebih condong ke paham komunisme. Pada awalnya perang ini hanya sebatas perang dingin antara kedua ideologi yang berseberangan.
ADVERTISEMENT
Namun setelah adanya invasi masuknya pasukan tentara Republik Demokratik Rakyat Korea melewati garis perbatasan di paralel 38 dan menyerang pasukan Korea Selatan sampai ke kota Busan. Dengan adanya dukungan dari negara yang memiliki ideologi sama dengan Korea Utara seperti Uni Soviet dan Cina membuat supremasi pasukan Korea Utara pada saat itu susah dibendung.
Melihat pasukan Republik Korea terdesak membuat Amerika Serikat sebagai sekutu utama Korea Selatan pada saat itu langsung memberikan bantuannya agar daerah Semenanjung Korea tidak jatuh ke tangan komunis seutuhnya. Amerika Serikat bersama 15 negara lainnya selanjutnya mengatasnamakan pasukan PBB ini melancarkan serangan balasan kepada kubu Korea Utara hingga mundur sampai ke utara dari garis perbatasan paralel 38 yang di komando Amerika Serikat secara langsung.
ADVERTISEMENT
Pertempuran demi pertempuran sengit berlangsung terus menerus agar mendesak pasukan Korea Utara musnah dari Semenanjung Korea. Di dalam perang Korea, ada beberapa pertempuran heroik yang dilakukan oleh kubu liberalisme dan kubu komunisme di setiap tempat yang berbeda, salah satunya ada di danau Changjin yang terletak di dekat perbatasan Cina di sisi timur laut. Pertempuran di danau Changjin merupakan salah satu pertempuran hebat di dalam sejarah perang Korea.
Setelah berhasil menguasai ibukota Korea Utara di Pyongyang, pasukan gabungan Amerika Serikat dan PBB terus bergerak merangsek menuju utara sampai ke sungai Yalu di dekat perbatasan Cina dan Korea Utara untuk memburu sisa-sisa perlawanan dari tentara Republik Demokratik Rakyat Korea Utara. Setelah berhasil menguasai sebagian besar Semenanjung Korea, pasukan gabungan Amerika Serikat dan PBB kemudian membangun kamp militer di daerah sekitar danau Changjin.
ADVERTISEMENT
Danau Changjin merupakan daerah strategis untuk dijadikan tempat kamp sementara karena letaknya yang lumayan dekat dengan sungai Yalu yang terhubung langsung dengan daratan Cina. Cina pada saat itu yang memiliki kesamaan ideologi dengan Korea Utara sebenarnya tidak berminat untuk membantu pihak Korea Utara karena baru saja berdiri menjadi sebuah negara yang merdeka dan tidak mau berurusan dengan negara-negara barat.
Namun setelah adanya diskusi di antara ketiga pemimpin komunis yaitu, Kim Il-Sung (Korea Utara), Josef Stalin (Uni Soviet), dan Mao Zedong (Cina) terjadilah sebuah kesepakatan bahwa Uni Soviet mendukung sepenuhnya upaya Cina untuk mengirimkan pasukan tentaranya di medan perang Korea. Di lain sisi, dengan berlabuhnya kapal perang Amerika Serikat di Pulau Formosa yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur mengindikasikan bahwa Amerika Serikat juga sudah menyebarkan api peperangan kepada berdirinya negara Republik Rakyat Cina dengan mendukung pergerakan nasionalisme di Taiwan.
ADVERTISEMENT
Namun dikarenakan ada intervensi yang dilakukan Amerika Serikat di Taiwan dibalas langsung oleh Cina dengan membuat propaganda solidaritas antarnegara komunis dengan mengerahkan 200.000 pasukan yang terdiri dari militer, buruh tani, dan rakyat sipil dikerahkan menuju ke sisi utara di dekat sungai Yalu untuk mulai berperang melawan agresi Amerika Serikat dan sekutunya di Semenanjung Korea.
Masuknya pasukan Cina di kubu komunis membuat perang Korea menjadi seimbang dan mulai mendesak pasukan gabungan Amerika Serikat dan PBB mundur perlahan ke selatan. Pasukan satuan ke-9 milik Cina yang dipimpin Jenderal Song Shilun bergerak dengan cepat dari sungai Yalu menuju ke target utama penyerangan di danau Changjin yang menjadi basis utama pasukan gabungan Amerika Serikat dan PBB.
ADVERTISEMENT
Di danau Changjin dikuasai militer angkatan darat Amerika Serikat divisi beruang kutub nya sangat terkenal gigih berperang di segala medan apalagi pada saat itu perang Korea berlangsung di tengah musim dingin yang lebat. Namun tak kalah hebatnya dengan logistik makanan dan alat tempur yang sedikit tidak menggoyahkan mental tentara Cina untuk terus bergerak ke danau Changjin untuk menyerang pasukan Amerika Serikat meskipun banyak dari tentara Cina yang mati kedinginan hanya untuk menunggu komando penyerbuan ke danau Changjin.
Setelah menempuh perjalanan selama berbulan-bulan di tengah badai musim dingin tahun 1950 dari sungai Yalu ke danau Changjin, pasukan satuan ke-9 Cina mati-matian menyerbu dan merebut kamp militer angkatan darat Amerika Serikat yang dikuasai divisi beruang kutub di danau Changjin. Banyak korban berjatuhan yang jumlahnya tak terhitung dari kedua pihak. Pasukan satuan ke-9 Cina hanya membutuhkan waktu satu malam saja untuk menguasai danau Changjin dan merebutnya dari Amerika Serikat yang mundur secara besar-besaran.
ADVERTISEMENT
Peristiwa mundurnya pasukan gabungan Amerika Serikat dan PBB pada saat itu tercatat sebagai peristiwa mundur terbesar dalam sejarah militer dunia. Setelah kemenangan besar-besaran pasukan ke-9 Cina ini membuat posisi kubu komunis di perang Korea menjadi seimbang kembali dan membuat perang Korea masih harus berlangsung lama lagi sekaligus mematahkan kesombongan dari Jenderal Douglas MacArthur yang sebelumnya sesumbar bakal mengakhiri perang Korea sebelum tahun baru 1951.