Sumpah Pemuda Di Era Milenial

Dina septiani
Saya seorang mahasiswi disalah satu Fakultas di Universitas Sebelas Maret.
Konten dari Pengguna
4 November 2020 14:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dina septiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Dina Septiani
“Kami putra dan putri Indonesia , mengaku bertumpah darah yang satu,tanah air Indonesia
ADVERTISEMENT
Kami putera dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu ,Bangsa Indonesia
Kami putra dan putri indonesia, menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia”
Pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai penyemangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. “Sumpah pemuda” merupakan keputusan dari Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama 2 hari, pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
Istilah “Sumpah Pemuda” sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. “Sumpah Pemuda” muncul karena adanya kesadaran rakyat Indonesia sebagai bnagsa yang sedang dijajah oleh bangsa asing pada tahun 1908 yang dikenal dengan nama Kebangkitan Nasioanl ( bangsa). Mereka sadar akan jati diri yang tidak wajar, karena pengaruh dari hasil Pendidikan yang diterima sebagia dampak dari politik etis (Etiche Politiek).
ADVERTISEMENT
“Sumpah Pemuda” murni dari pikiran para pemuda yang tergabung dalam satu himpunan bernama PPPI ( Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia). Pada tanggal itu pula, lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan walau hanya berupa syair yang pada akhirnya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.
“Sumpah Pemuda” yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober itu untuk membuat para pemuda-pemuudi bangsa Indonesia mengingat akan perjuangan-perjuangan para pemuda Indonesia zaman dulu dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Juga sebagai waktu untuk pemuda Indonesia dapat mereflesikan diri melalui hal-hal yang positif.
Saat ini kondisi bangsa Indonesia tengah dihadapkan dengan banyaknya persoalan. Mulai dari adanya pandemic Covid-19, bencana alam yang silih berganti menerpa wilayah di Indonesia, radikalisme, korupsi, dan sebagainnya. Dan yang sangat bahaya adalah ancaman perpecahan dari bnagsa sendiri.
ADVERTISEMENT
Melalui peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini yang meskipun dalam kondisi ditengah pandemic Covid-19, diharapkan pemuda-pemudi Indonesia bisa memberikan konstribusi nyata untuk mengembalikan lagi semangat persatuan dan menjunjung tinggi nama bangsa Indonesia. Mereka adalah kekuatan potensial dalam menggerakkan perubahan sosial.
Pemuda-pemudi diera sekarang ini, mulai menganggap remeh tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Banyak dari mereka yang ditanya tentang isi sumpah pemuda tidak hafal bahkan tidak tahu sama sekali dengan isi Sumpah Pemuda. Inilah yang membuat bangsa Indonesia tidak maju, karena kurangya didikan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan sejak dini.
Banyak dari anak-anak zaman sekarang yang lebih tau dan hafal akan musik dan tarian-tarian yang sedang trend saat ini. Saat mereka ditanya tentang lagu kebangsaan, lagu-lagu nasional saja mereka tidak tahu. Itu terjadi karena kurangnya didikan dari orangtua mereka yang sejak dini tidak pernah diajarkan tentang hal itu. Padahal peran orangtua sangatlah penting dalam pertumbuhan anak. Perlu diperhatikan pola hidup anak dan juga pola pergaulan anak. Jangan sampai membiarkan anak mengenal pola pergaulan yang menjerumuskan mereka ke hal-hal yang buruk. Terutama para pemuda-pemudi zaman sekarang. Sebagai generasi penerus bangsa mereka harusnya lebih paham akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan. Jangan hanya karena sebuah konten, berujung menjadi perkelahian atau perdebatan sepele.
ADVERTISEMENT
Pesan untuk para pemuda-pemudi saat ini, janganlah kalian mudah terhasut oleh hal-hal yang memicu terjadinya perpecahan. Tetap pertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Jangan malah mementingkan konten semata. Hanya untuk konten semata rela bangsanya hancur.