Konten dari Pengguna

Kontes Kecantikan Masa Kini: Apakah Masih Relevan?

Diny Septiana Dewi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Akuntansi
21 Desember 2022 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diny Septiana Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto puteri Indonesia (sumber:@missuniverseindonesian)
zoom-in-whitePerbesar
foto puteri Indonesia (sumber:@missuniverseindonesian)
ADVERTISEMENT
Ketika membicarakan ajang kencantikan, hal pertama yang terlintas dalam pikiran adalah gadis-gadis di atas panggung mengenakan gaun malam yang megah dan indah dengan riasan yang begitu banyak. Di sisi lain, beberapa orang memperhatikan bahwa ajang kecantikan itu mengenai kerja keras, dedikasi, dan persiapan yang dilakukan untuk acara ini. Namun banyak orang berpikir bahwa beauty pageant itu hanya mengenai parade di depan ruangan yang penuh dengan pria dan wanita, mengenakan baju terbuka yang dinilai berdasarkan ukuran pinggang dan tinggi badan.
ADVERTISEMENT
Hal ini jelas sangat jauh dari kebenaran dan pada kenyataannya banyak wanita yang mengikuti ajang kecantikan lebih bertekad dan berdaya daripada sebelumnya. Bahkan setiap wanita yang mengikuti ajang kecantikan merasa sebagai wadah yang memberikan wanita muda sebuah platform untuk pemberdayaan. Bagi mereka yang tidak memahami kontes kecantikan berpikir bahwa itu semua tentang kecantikan fisik. Sejatinya para wanita yang mengikuti ajang kecantikan memiliki tujuan yang ingin mereka capai. Mereka ingin mendorong batasan dalam diri mereka, menantang diri mereka sendiri untuk berani berbicara dalam kepemimpinan dan membantu diri mereka untuk tidak takut membuat keputusan. Selain itu, mereka melihat peluang untuk menggunakan platform kontes kecantikan sebagai sebuah harapan bahwa akan menjadi batu loncatan dalam karir mereka. Namun apakah kontes kecantikan bagi wanita masa kini masih relevan?
ADVERTISEMENT
Kontes Kecantikan Membangun Leadership bagi Wanita
Dalam aspek kepemimpinan, ajang kecantikan merupakan platform untuk wanita muda yang berdaya yang memiliki visi untuk membuat diri mereka lebih kuat dan lebih baik dan untuk memberdayakan wanita lain untuk melakukan hal yang sama serta bersatu menyurakan suara mereka untuk mengentaskan masalah yang dihadapi wanita saat ini. Fokus pada pemberdayaan adalah sesuatu yang sangat penting dibandingkan dengan sekedar kecantikan fisik para wanita yang berkompetisi. Misalnya ajang kecantikan yang berfokus pada kepercayaan diri pesertanya, berbicara tentang masalah situasi terkini, dan memiliki transformasi leadership di dalam diri mereka.
Perspektif kepemimpinan pada kontes kecantikan sejatinya adalah menyalurkan kecantikan melalui suara kepada mereka yang tidak bisa berdiri akan diri mereka sendiri. Ajang kecantikan merupakan platform untuk mengekspresikan diri wanita yang sebenarnya, menjalin persahabatan yang mendalam dan menemukan diri mereka melalui pemberdayaan. Kontes kecantikan dapat dilihat melalui dua lensa yakni sebagai suatu hal yang negatif atau sebagai hal yang positif. Kontes dapat dianggap hal negatif, namun bagi wanita diluar sana yang mendapatkan stigma ini jelas tidak benar karena mereka yang mengikuti kontes kecantikan untuk membentuk diri yang mandiri, ambisius, dan bersemangat dalam menghadapi sesuatu. Apalagi saat ini dalam bentuk tubuh dan standarisasi kecantikan bukan hal yang utama. Yang utama adalah mencintai diri sendiri terlebih dahulu dan tidak merasa bahwa setiap wanita memiliki standarisasi kecantikan terhadap seseorang terutama kepada siapa pun dan berpenampilan menjadi orang lain. Setiap orang itu cantik dan unik dan setiap wanita harus bangga akan hal itu.
ADVERTISEMENT
Bukti Nyata Kontes Kecantikan: Bukan Sekedar Cantik dari Fisik!
Di dalam kontes kecantikan dunia banyak sekali contoh kepemimpinan didalamnya. Misalnya di kontes Miss World melalui projek Beauty with a Purpose dari ajang ini memberikan dampak dalam hal membantu orang-orang seluruh dunia melalui donasi yang disalurkan kepada setiap orang yang sedang mengalami kesulitan terutama pada anak-anak di Afrika. Kepemimpinan terlihat ketika pemenang dari ajang Miss World akan menjadi duta sebagai pembicara akan program bantuan kepada setiap charity yang di hadirinya. Implementasi nyata misalnya Miss World 2017 Manushi Chhillar dari India berkampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang kebersihan menstruasi dan berhasil merawat banyak wanita selama masa pemerintahannya. Selain itu, Miss World 2018 Vanessa Ponce dari Meksiko berkomitmen untuk pendidikan antar budaya masyarakat adat, sementara Miss World 2019 Toni Ann Singh dari Jamaika memungkinkan perempuan muda memanfaatkan kemampuan mereka untuk membangkitkan kesadaran dengan mengadvokasi hak-hak anak dan perempuan. Semua inisiatif proyek kemanusiaan unik ini mengumpulkan jutaan dolar untuk tujuan baik setiap tahun di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Dengan hal ini sudah sangat relevan dalam konsep leadership yang sangat memberdayakan wanita. Beberapa wanita bahkan bersaing dalam kontes kecantikan untuk mendapatkan platfrom yang lebih besar untuk advokasi mereka. Misalnya ajang kecantikan dunia yang sangat relevan dengan leadership atau kepemimpinan adalah Miss Universe. Menurut situsnya, Miss Universe Organization (MOU) memiliki tujuan untuk memajukan peluang bagi perempuan secara global melalui hiburan, mode, dan filantropi. Moto kontes ini, "Cantik dengan Percaya Diri" berusaha mendorong wanita untuk menantang diri mereka sendiri dan menginspirasi orang lain sembari memengaruhi komunitas mereka masing-masing dalam transformasi leadership. Dari sini terlihat bahwa beauty pageant masih relevan bahkan mendorong wanita untuk menjadi pemimpin didalam sistem masyarakat dalam menghapus stigma negative mengenai wanita.
ADVERTISEMENT
Diny Septiana Dewi, mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang