1.000 Hektar Ketahanan Pangan Dompet Dhuafa, Bangkitkan Industri Pertanian

Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa
Konten dari Pengguna
28 Februari 2022 21:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dompet Dhuafa berkolaborAksi bersama Gapoktan Mulyo Abdi Waluyo Berkah Sentosa dan PT. Royal Pangan Nusantara wujudkan kebangkitan industri pertanian di Kebumen. (Sabtu, 26/02). Dok Dompet Dhuafa
zoom-in-whitePerbesar
Dompet Dhuafa berkolaborAksi bersama Gapoktan Mulyo Abdi Waluyo Berkah Sentosa dan PT. Royal Pangan Nusantara wujudkan kebangkitan industri pertanian di Kebumen. (Sabtu, 26/02). Dok Dompet Dhuafa
ADVERTISEMENT
KEBUMEN, JAWA TENGAH- Setelah sebelumnya sukses menggelar Panen Raya Padi di beberapa titik di Pulau Jawa, Dompet Dhuafa kini kembali melakukan hal serupa di lahan seluas 1.000 Hektare yang berlokasi di Desa Waluyo, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada Sabtu (26/2/2022). Melalui President Letter dan Quick Win, Dompet Dhuafa sangat memperhatikan sektor pertanian agar terus dikembangkan dan ditingkatkan produksinya, agar kebutuhan pangan di saat pandemi tetap terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Di lahan seluas 1.000 hektare ini, Dompet Dhuafa mencoba membangun sektor pertanian dalam skala besar dengan berbasis pemberdayaan kelompok tani, pemanfaatan IPTEK, manejemen yang modern, dan mampu menciptakan dampak ekonomi bagi petani di Indonesia. Seperti halnya dalam kesempatan kali ini, Dompet Dhuafa bermitra dengan Gapoktan Mulyo Abdi Waluyo Berkah Sentosa dan PT. Royal Pangan Nusantara untuk mewujudkan visi dari program ini.
"Ini adalah sebagai bukti nyata untuk pengelolaan zakat produktif yang bersumber dari penghimpunan dana donatur Dompet Dhuafa. Tahun 2021 lalu, kita menginisiasi program ketahanan pangan melalui sektor pertanian 1.000 hektare. Kebumen saat ini di approve sebesar 50 hektare, awalnya ada 7 (tujuh) lahan pertanian dari Lampung sampai Jawa Timur. Harapannya ke depan kita ingin tetap menggali potensi dalam mengoptimalkan dana yang ada. Selain Gapoktan, dana bantuan yang diberikan akan digunakan untuk pembentukan koperasi tingkat nasional. Selain hal tersebut jelang Ramadhan 1443 H, menjadi momentum pasar nasional dengan bergulir zakat fitrah, jadi kalau kita start sekarang, sehingga kesiapan pasar untuk menyerap hasil panen," jelas Suheng Sri Widodo selaku General Manager Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Ruslan sebagai perwakilan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen. Ruslan sangat mengapresiasi program yang digarap oleh Dompet Dhuafa bersama para stakeholder lainnya. Selain itu, Ruslan berharap program ini mampu berjalan dengan berkelanjutan sehingga mampu mengoptimalkan potensi pertanian yang ada di Kabupaten Kebumen.
"Saya mewakili Dinas Pertanian dan Pangan mengucapkan apresiasi kepada Gapoktan dan Dompet Dhuafa sehingga terlaksananya program ini. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada para donatur Dompet Dhuafa yang telah memberikan bantuan dan permodalan untuk pertanian. Semoga program ini dapat berkelanjutan sehingga ketahanan pangan dapat lebih optimal ke depannya," terang Ruslan dalam kesempatannya.
Drs. Sukano selaku Ketua Gapoktan Mulyo Abdi Waluyo Berkah Sentosa yang hadir dalam kesempatan tersebut, sangat berterima kasih dengan adanya bantuan berupa program pertanian dan plasma doka. Selain mendapatkan bantuan dalam bentuk permodalan, para petani dan peternakan juga mendapatkan pendampingan dari para ahli di bidangnya untuk memaksimalkan hasil panen. Ke depannya Sukano berkomitmen untuk mengoptimalkan bantuan yang sudah diberikan bersama anggota Gapoktan lainnya.
ADVERTISEMENT
"Terimakasih kepada Dompet Dhuafa yang telah menyalurkan bantuan zakatnya dalam bentuk program pertanian dan plasma doka di Desa Waluyo. Terima kasih juga kepada para pendamping yang telah mendampingi kegiatan ini dalam menanam padi. Gagasan awal diajukan tahun lalu, tetapi karena ada keterlambatan proposal sehingga dana cair terlambat dan menghambat sosialisasi dilaksanakan. Kedepannya kami akan lebih optimal dalam mengelola program ini," ungkap Sukano.
Program ini di sisi lain ingin mengembangkan metode pertanian masyarakat di Desa Waluyo yang masih tradisional menjadi lebih modern agar mampu mengoptimalkan hasil panen. Tidak hanya itu, program ini dari awal ingin menanamkan nilai positif seperti kebersamaan yang selalu menjadi budaya masyarakat Indonesia.
"Karakter petani saat ini masih tradisional, harapannya bisa tingkatkan menjadi petani modern. Pendampingan yang dilakukan salah satunya bertujuan untuk itu agar hasil lebih optimal. Hal-hal positif yang ditanamkan dari awal salah satunya kebersamaan dan bahu-membahu bersama bisa tetap kita jaga kedepannya," ujar Sugito Edi Prayotno selaku Camat Bulus Pesantren. (DD)*
ADVERTISEMENT