Kisah Sugio Yang Dulu Buruh Tani, Kini Berdaya Budidaya Madu

Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa
Konten dari Pengguna
8 Juni 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kisah Sugio Yang Dulu Buruh Tani, Kini Berdaya Budidaya Madu
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA--  Sebagian besar, kegiatan beternak lebah dan madu di Hutan Wanagama adalah sebagai pekerjan sampingan. Namun juga ada beberapa orang yang mengkhususkan dirinya untuk ternak lebah sebagai mata pencaharian utama. Salah satunya pak Sugio (55) warga Dusun Banaran 1, Desa Banaran, RT 5 RW 1, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Ia merupakan salah satu penerima manfaat program Grand Making Dompet Dhuafa sejak tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Di rumahnya, kini pak Sugio tinggal seorang diri saja. Ketiga anaknya yang sudah dewasa telah berkeluarga masing-masing. Sedang sang istri telah lebih dulu meninggal dunia. Selain budidaya lebah dan madu, sehari-hari ia juga membuat kotak untuk sarang koloni tawon.
Ia mengaku dulu sempat pernah bekerja menjadi seorang buruh tani. Kemudian juga pernah berdagang sate hingga kini tak kuasa lagi dan hanya fokus pada budidaya madu dan lebah hutan.
“Dulu pernah jadi buruh tani, pernah juga jualan sate. Budisaya madu hanya sampingan saja. Saat istri saya sudah tidak ada, kemudian saya ternak madu saja. Kalau sekarang juga sudah tidak mampu kerja yang berat-berat,” ceritanya kepada tim Dompet Dhuafa saat berkunjung ke kediamannya pada Selasa (7/6/2022)
ADVERTISEMENT
Pak Sugio menempatkan kotak-kotak sarang lebahnya menjadi 2 (dua). Sebagian ditempatkan tepat di samping rumahnya, namun yang utama adalah yang ia tempatkan di hutan-hutan. Saat ini, di samping rumah pak Sugio terdapat 6 (enam) kotak sarang lebah dan sebanyak 50 kotak ia tempatkan secara terpisah di hutan Wanagama.
Sekitar pukul 08.00 WIB setiap harinya, ia bergegas dengan pakaian dan berbagai peralatan menuju hutan. Hingga siang hari menjelang sore, ia pulang untuk mengecek kotak-kotak madu yang ada di samping rumahnya.
Kegiatan ternak madu ternyata sudah lama ia lakukan. Ia mengaku mulai memiliki kotak sarang lebah hutan sejak baru memiliki anak pertamanya. Berbagai hutan sudah ia jelajahi. Namun, baginya hutan Wanagama adalah hutan penghasil madu terbaik di antara lainnya. Maka itu, kini ini memilih fokus budidaya madu di hutan Wanagama.
ADVERTISEMENT
Beruntung sekali, katanya, ia tergabung dalam kelompok “Omah Madu” bersama Dompet Dhuafa. Sedikit kesulitan ia memasarkan hasil panen madunya. Setelah tergabung dengan Omah Madu ditambah adanya koperasi “Sumber Rejeki”, ia tak perlu khawatir kesulitan menjual. Sebab koperasi akan memfasilitasi penjualannya, hingga mencapai harga yang maksimal.
“Kalau dulu dikemas dalam botol bekas dan menunggu ada yang datang untuk membeli. Tapi sekarang sudah tidak perlu lagi nunggu ada yang beli, semua sudah ditampung oleh koperasi,” ucapnya.
Sejak mendapat intervensi dari Dompet Dhuafa, ketika panen, satu kotak milik pak Sugio bisa menghasilkan 1,5 liter madu. Pernah suatu kali panen, ia dapat 2 liter madu dari satu kotak. (DD)*