LKC DD Gelar Pelatihan Kuatkan Program Kawasan Sehat

Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2022 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelatihan yang diselenggarakan selama 4 hari ini, dimulai dari hari Selasa, 25 Oktober 2022 sampai Jumat, 28 Oktober 2022 dan berlangsung di Bogor, Jawa Barat.
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan yang diselenggarakan selama 4 hari ini, dimulai dari hari Selasa, 25 Oktober 2022 sampai Jumat, 28 Oktober 2022 dan berlangsung di Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
BOGOR, JAWA BARAT – Sebagai upaya penguatan implementasi Program Kawasan Sehat yang tersebar di 12 titik wilayah program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa di seluruh Indonesia, hari ini LKC-DD gelar pelatihan kawasan sehat bertajuk “No One Left Behind”.
ADVERTISEMENT
Pelatihan yang diselenggarakan selama 4 hari ini, dimulai dari hari Selasa, 25 Oktober 2022 sampai Jumat, 28 Oktober 2022 dan berlangsung di Bogor, Jawa Barat. Adapun materi yang diberikan diantaranya community, empowerment, monitoring, evaluating, accountability and learning, lalu pemetaan stakeholder, advokasi stakeholder, perencanaan bersama stakeholder, kemudian pencegahan dan tatalaksana stunting pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan), menu MP-ASI (Makanan Pendukung-Air Susu Ibu) dan konsep kawasan sehat serta kesehatan mental.
Selanjutnya, peserta yang hadir merupakan kepala dari LKC-DD yang tersebar di 12 wilayah dan penanggung jawab program kawasan sehat dengan jumlah sebanyak 24 orang. Wilayah sebaran LKC-DD itu sendiri ada di wilayah Aceh, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Papua.
ADVERTISEMENT
Drg. Martina Tirta Sari selaku Kepala LKC-DD mengatakan pelatihan ini merupakan kesempatan untuk dapat meninjau program yang telah dilaksanakan oleh LKC-DD seluruh Indonesia. Menurutnya melalui kegiatan ini para peserta dapat memanfaatkannya untuk belajar lebih dalam lagi mengenai program kawasan sehat dan berdiskusi dengan narasumber yang sudah ahli.
“Alhamdulillah di tahun ini, kita bisa melakukan pelatihan berdasarkan asesmen yang dilakukan oleh tim program LKC-DD Pusat. Semoga ini bisa menjadi penguatan untuk seluruhnya, bukan hanya kepala LKC-DD di wilayah masing-masing tapi juga teman-teman sebagai pengelola program,” tutur drg. Tata.
Dasril Guntara, Chief Executive Officer (CEO) Nice Indonesia yang bertindak sebagai pembicara dan menyampaikan materi tentang penulisan program sehat, community, empowerment, monitoring, evaluating, accountability and learning menyampaikan apresiasi untuk LKC-DD karena telah melakukan berbagai kerjasama untuk melangsungkan pelatihan hari ini.
ADVERTISEMENT
“Kegiatan ini saya rasa menjadi pembekalan yang wajib bagi mereka yang akan atau sedang melakukan kerja-kerja profesional untuk komunitas atau masyarakat. Harapan saya selain buat kebermanfaatannya, saya berharap nanti materi yang disampaikan bisa dilakukan atau diimplementasikan dalam aktifitas sehari-hari dan memberikan dampak, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi bagi lembaga dan juga buat masyarakat sebagai penerima manfaat program,” ujar Dasril.
Selanjutnya dr. Widarni, MARS, IBCLC yang menjadi pembicara pencegahan dan tatalaksana stunting pada 1000 HPK mengutarakan antusiasme para peserta terlihat sangat baik dan berharap program ini akan semakin baik dan memberikan manfaat untuk masyarakat.
“Semoga program ini bisa membantu pemerintah untuk mengentaskan program stunting, mengingat 1.000 HPK itu sangat penting untuk suatu negara agar bisa membangun negara dengan baik. Membangun negara dengan baik itu memang dari anak-anak yang sehat, pertumbuhannya baik dan kecerdasannya terbantu ketika dia sehat,” ungkap dr. Widarni.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Eko Sriyanto menuturkan tim LKC-DD ini sudah memiliki pengalaman yang baik pada wilayah kerja di setiap wilayahnya. Ini menjadi modal yang baik untuk pengembangan program kesehatan yang ada di setiap wilayah.
“Tantangan ke depan perlu kemudian ada penguatan di record, bagaimana kemudian menguatkan bentuk dokumen ataupun data, best practice kita bisa terdata dengan baik dan itu menjadi kekuatan untuk mengimprove organisasi jauh lebih kuat dengan kolaborasi dengan dampak-dampak yang jauh lebih sustain,” kata Eko. (LKCDD)*