Di Denmark, Tua Bukan Berarti Tak Berdaya

Donna IF
Pembelajar. Pernah tiga tahun belajar (ke)hidup(an) di Denmark, dan sangat terinspirasi.
Konten dari Pengguna
6 Juli 2018 22:14 WIB
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donna IF tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Di Denmark, Tua Bukan Berarti Tak Berdaya
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda membayangkan seperti apa masa tua nanti?
Menua adalah fase kehidupan yang menakutkan bagi banyak orang. Ketika masih muda punya banyak teman, sering berpetualang ke berbagai daerah, dan punya karir yang cemerlang. Kemudian ketika sudah tua jadi selalu merasa kesepian, hidup seorang diri, dan jarang keluar rumah karena mudah lelah.
ADVERTISEMENT
Tetapi di Denmark menjadi tua sama sekali bukanlah hal yang perlu ditakuti. Terbukti, para lanjut usia (lansia) di negara belahan utara Eropa itu hidup bahagia dan sejahtera.
Kok bisa ya?
1. Uang Pensiun Mereka Lebih dari Cukup
Rata-rata orang di Denmark pensiun dari pekerjaannya pada usia 65 tahun. Mereka menerima paling sedikit 8 ribu Danske Kroner (sekitar Rp 16 juta), dan ada yang mencapai hingga 15 ribu Danske Kroner (sekitar Rp 30 juta) per bulan, bahkan lebih.
Ini belum termasuk tunjangan sosial lainnya, dan fasilitas kesehatan yang hampir seluruhnya disubsidi penuh oleh negara. Dengan uang pensiun yang lebih dari cukup, para lansia bisa tetap hidup layak tanpa perlu tergantung pada uluran tangan keluarganya.
ADVERTISEMENT
2. Mau Keluar Rumah? Bisa Pakai Kursi Roda Listrik
Adalah hal yang sangat lazim bagi lansia di Denmark untuk berkeliling di pusat keramaian atau berbelanja di supermarket dengan mengendarai kursi roda listriknya. Karena bertenaga listrik, kursi roda ini sangat mendukung mobilitas para lansia. Mereka tetap bisa mandiri dan beraktivitas di luar rumah. Seperti fasilitas kesehatan lainnya, kursi roda listrik ini juga disubsidi oleh negara.
Di Denmark, Tua Bukan Berarti Tak Berdaya (1)
zoom-in-whitePerbesar
3. Akses Transportasi Publik Sangat Mudah
Armada bus kota sangatlah ramah bagi para lansia. Seluruhnya merupakan low-floor bus, yang pijakannya tidak terlalu tinggi dan hampir tidak ada celah dengan trotoar.
Begitu pula dengan moda transportasi kereta api, yang dapat dinaiki dengan mengendarai kursi roda listrik. Apabila ada penumpang lansia yang hendak naik atau turun, sang masinis akan siap sedia membantu, dan memasang tanjakan khusus untuk dilewati kursi roda listrik.
ADVERTISEMENT
4. Panti Wreda yang Humanis
Apabila membutuhkan pendampingan yang intensif, para lansia dianjurkan tinggal di fasilitas panti wreda (dalam bahasa Denmark, plejehjem, yang secara harafiah artinya rumah perawatan). Namun tidak sedikit juga yang tinggal di plejehjem atas keinginan sendiri.
Plejehjem mirip dengan apartemen. Setiap penghuni menempati unit masing-masing yang dilengkapi dengan kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi, sehingga privasi mereka tidak terganggu. Di sana, para lansia saling bersosialisasi. Dengan begitu, mereka tetap merasa memiliki banyak teman dan keluarga sehingga tidak merasa kesepian.
Selain makan bersama setiap harinya, diadakan pula beragam kegiatan yang menyenangkan, seperti nonton film bersama, atau malam keakraban dengan anak-anak muda sukarelawan.
5. Lingkungan Sosial yang Mendukung
ADVERTISEMENT
Terdapat berbagai komunitas sosial berbasis minat atau hobi yang beranggotakan khusus lansia. Tujuannya adalah agar para lansia tetap dapat mengaktualisasikan diri, sekaligus bertemu dengan rekan-rekan seusia yang memiliki kesamaan minat. Biasanya komunitas seperti ini dibentuk dengan bantuan Pemerintah Daerah dan organisasi nonprofit.
Masyarakat Denmark pada umumnya pun suka menolong. Mereka tidak segan menawarkan pertolongan apabila tetangganya yang lansia, atau yang mereka temui di tengah jalan berada dalam kesulitan.
Di Denmark, Tua Bukan Berarti Tak Berdaya (2)
zoom-in-whitePerbesar
Berkaca dari Denmark, para lansia tetap bisa menikmati hidup yang layak jika didukung oleh kondisi dan dan lingkungan sosial yang baik, serta fasilitas yang memadai. Sebagai negara kesejahteraan (welfare state), Denmark memegang prinsip bahwa seluruh rakyatnya harus mempunyai jaminan kesejahteraan, mulai dari bayi yang baru lahir hingga lansia tanpa terkecuali.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kesejahteraan tidak melulu soal menerima sumbangan uang sehingga akhirnya menjadi ketergantungan.
Kesejahteraan adalah tentang pemberdayaan.
(Sumber foto: Pxhere.com, Pixabay.com, Norden.org)