Covid Bangkit lagi di China?

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
30 Januari 2024 6:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak mengalami serangan virus Wuhan pertama kali yang menyebar ke seluruh negeri, China mengalami gegap gempita; warga yang diambil paksa dari rumah mereka, pasien dikirim ke kamp karantina, lockdown ketat, pengujian (testing) massal, pemindaian kode kesehatan yang konstan, serta protes besar.
ADVERTISEMENT
Sejak 2020 Beijing telah mencoba semuanya. Dimulai dengan kondisi tanpa covid, vaksinasi, pengawasan gerakan warga, lalu pembukaan kembali. Ada penghapusan data covid serta bagaimana virus pertama kali muncul. Kisah virus Wuhan Beijing agaknya terlihat seperti gerakan lingkaran penuh, tapi hingga sekarang belum berakhir, bahkan setelah 4 tahun.
Bagi masyarakat global, virus Wuhan sudah menjadi kenangan yang telah berlalu, tetapi China perlu tetap waspada. Otoritas kesehatan memprediksi kebangkitan lain dan bisa didorong oleh subvarian JN.1 yang baru. JN.1 adalah varian Covid-19 baru. Ini terkait dengan omikron tetapi memiliki kemampuan menghindari kekebalan yang lebih besar. Inilah yang membuatnya menular.
WHO telah menyebutnya sebagai varian yang menarik. Mereka tengah melacak dan menyelidikinya. Setidaknya 40 negara telah mendeteksi varian JN.1. Negara-negara ini tengah mengalami lonjakan. China juga bersiap untuk mengalami peningkatan karena tiga alasan.
ADVERTISEMENT
Pertama, ini adalah varian baru. Kedua adalah tren penurunan bertahap dalam influenza dan ketiga penurunan kekebalan populasi. Pihak berwenang khawatir semua ini akan menyebabkan kebangkitan virus Wuhan mengingat JN.1 menjadi varian paling dominan di negara itu.
Untuk saat ini kasus virus Wuhan tetap rendah, layanan medis masih stabil, dan sebagian besar penyakit pernapasan adalah influenza. Tetapi otoritas kesehatan khawatir tentang tren kenaikan dalam kasus, terutama yang terkait dengan varian JN.1.
Dengan kian dekatnya liburan musim dingin dan liburan festival musim semi, gerakan warga dan pertemuan skala besar dapat mempercepat penyebaran penyakit pernapasan. Sangat penting untuk meningkatkan pemantauan dan peringatan dini, memperkuat pengelolaan lokasi utama dan fokus pada langkah-langkah pencegahan dan kontrol utama.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah China sudah punya perangkat untuk menghadapi lonjakan ini? Rumah sakit sudah mempersiapkan, program pelatihan terus diningkatkan, ada lebih banyak alokasi sumber daya manusia dan China menggunakan teknologi untuk merampingkan proses.
Artinya Beijing terlihat siap, tetapi apakah China sudah belajar dari pengalaman sebelumnya? China tidak pernah sepenuhnya memberi tahu. Transparansi bukanlah kekuatan dan pendekatan yang China miliki.