Konten dari Pengguna

Makan Intuitif, Tren Anti-Diet

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
2 Juni 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makanan adalah kebutuhan dasar manusia. Namun, menentukan apa yang harus dimakan bisa menjadi rumit. Anda perlu ikut mencoba game Rapid Fire; apa yang harus Anda makan? Apakah Anda makan di luar rumah atau memasak sendiri?
ADVERTISEMENT
Berapa anggaran Anda? Apakah Anda punya waktu untuk menyiapkan makanan? Apakah Anda memiliki bahan makanan yang tepat? Makanan apa yang sehat?
Selamat datang di dunia orang-orang dewasa. Ini akan menjadi hidup Anda selamanya. Jika semua ini masih belum terbilang rumit, bersiaplah untuk menghadapi budaya kuliner yang kritis di mana makanan tertentu dipuja, sementara yang lainnya dicemooh. Diet ketat dirayakan. Tekanan ini bisa tidak menyenangkan, tetapi ada jalan keluarnya, yaitu makan intuitif.
Tren diet ini sedang menjadi tren sekarang. Ada buku-buku yang membahasnya, jutaan pembicaraan di TikTok, dan rekomendasi dari para selebriti.
Sebelum Anda mencemooh, ketahuilah bahwa tren diet ini jauh dari sekadar diet. Faktanya, makan intuitif adalah gerakan anti-diet. Lalu apa itu? Apakah makan intuitif itu?
ADVERTISEMENT
Ini adalah pendekatan diet berdasarkan pada satu ide sederhana; tubuh Anda sudah tahu apa yang dibutuhkannya. Jadi, makan intuitif berfokus pada sinyal rasa lapar dari dalam tubuh.
Tidak ada perencanaan makan, tidak ada penghitungan kalori, tidak ada daftar makanan yang boleh dimakan. Anda bisa memutuskan apa yang ingin Anda makan.
Ini mungkin terdengar seperti bab dalam "Anarchist Cookbook atau usulan dari anak berusia 10 tahun yang jenius, Anda mungkin bisa saja makan pizza sampai pingsan dan menghancurkan inisiatif kesehatan untuk anak-anak. Tetapi makan intuitif bukanlah izin untuk makan sepuasnya.
Intinya, pendekatan ini tentang intuisi, tentang mengandalkan tubuh Anda, mengetahui jenis makanan apa yang terasa enak dan berapa banyak yang harus Anda makan.
ADVERTISEMENT
Sains membuktikan bahwa intuisi ini ada. Junk food mengaktifkan sistem penilaian di otak. Saat itu rasanya enak tetapi tidak mengenyangkan untuk waktu yang lama.
Makan berlebihan atau hanya menyantap junk food tidak terasa menyenangkan secara fisik. Itu juga tidak bagu secara mental, karena tubuh manusia menginginkan makanan yang bergizi.
Jadi, makan intuitif menyeimbangkan nutrisi dengan keinginan. Ia bisa menyehatkan Anda secara fisik dan mental. Penelitian menunjukkan makan intuitif meningkatkan tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol.
Tetapi itu mungkin tidak membantu Anda menurunkan berat badan jika itu yang Anda cari. Sebagian besar manfaatnya bersifat psikologis.
Menurut penelitian, makan intuitif meningkatkan citra tubuh, harga diri, dan kesejahteraan. Ini mengurangi rasa bersalah dan malu seputar diet dan menciptakan lebih banyak ruang di otak agar kita benar-benar mengonsumsi makan sehat.
ADVERTISEMENT
Pemakan intuitif lebih cenderung menyantap buah dan sayuran dan kecil kemungkinannya untuk melakukan perilaku berbahaya, seperti minum pil diet atau pesta makan. Ini mungkin terdengar seperti propaganda yang sok tahu.
Tren ini populer di kalangan Gen Z, tetapi ini mungkin juga menjadi kebutuhan saat ini. Satu dari lima orang muda menunjukkan tanda-tanda gangguan makan di seluruh dunia karena budaya diet sudah mengakar dalam masyarakat modern.
Begitu kuatnya sehingga penelitian mengatakan bahwa anak perempuan berusia lima tahun sudah mulai membatasi diet mereka.
62% wanita muda lebih muda khawatir tentang berat badan mereka secara teratur, begitu juga 40% pria muda. Namun tidak ada pihak yang merasakan kemenangan.
Diet kronis membuat kita gagal. Diet ini tegak dengan aturan ketat, jika Anda melanggar satu aturan, semuanya berantakan dan kemungkinan besar Anda akan makan berlebihan.
ADVERTISEMENT
Ini membutuhkan mental yang kuat. Ini bisa mengundang depresi, kecemasan, dan kesehatan fisik yang buruk. Jadi ini adalah siklus diet yang kejam; diet, curang, menyerah, ulangi karena masyarakat jarang mengajari kita bagaimana memiliki hubungan yang sehat dengan makanan.
Makan tanpa aturan memang berisiko. Seperti kebanyakan hal dalam hidup, batasan itu penting. Tetapi Anda tidak perlu mengatur makanan atau menjadi polisi makanan.
Makan intuitif mungkin tidak efektif untuk semua orang, tetapi ia dapat mengajari kita bagaimana memahami dorongan dalam diri sendiri dan menundukannya. Sederhana saja, bila dalam hal makan tongkat (stick) tidak berhasil, maka sudah saatnya kita beralih ke wortel (carrot) sebagai gantinya.