Netanyahu vs Rakyat Israel

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
25 April 2024 12:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Brendan Smialowski / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: Brendan Smialowski / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kabinet perang Israel ingin berperang dengan Iran. Tapi bagaimana dengan rakyat Israel sendiri? Apakah mereka ingin berperang dengan Iran? Ternyata warga Israel menganggap berperang dengan Iran terlalu berisiko.
ADVERTISEMENT
Survei terbaru telah dirilis. The Times of Israel (16/4/2024) melaporkan 74% warga tidak menginginkan serangan ke Iran jika itu berdampak rusaknya aliansi keamanan Israel. Hanya 26% warga Israel yang mendukung serangan terhadap Iran.
Mereka mendukung serangan atas Iran, meskipun itu akan merusak hubungan Israel dengan sekutu-sekutunya. Dengan arti kata, opini publik yang ada saat ini menentang aksi militer.
Warga Israel sejatinya sudah lelah dengan perang. Siapa yang bisa menyalahkan mereka? Karena kekejaman Israel sendiri selama lebih 70 tahun atas warga Palestina, mau tak mau mereka telah terperangkap dalam spiral kekerasan yang tak berujung dan tidak menemukan strategi apa pun untuk bisa keluar. Aksi militer Israel terbaru dimulai sebagai tanggapan atas perlawanan Hamas pada 7 Oktober.
ADVERTISEMENT
Hari ini pasukan Israel bertempur di tiga front. Ada pertempuran yang sedang berlangsung dengan Hamas dan Gaza, di utara Israel tengah bersitegang dengan Hizbullah dan sekarang ada front baru dengan Iran.
Ketika sebuah negara berperang, sebagian besar warga negaranya mendukung pemimpin mereka. Tetapi perdana menteri Israel sangat tidak populer di dalam negeri. Jadi, terlepas dari perang atau mungkin karena perang itu sendiri, warga Israel sudah berulang kali melakukan aksi protes.
Insiden terbaru terjadi Sabtu lalu, tepat sebelum serangan militer dan drone Iran. Suasana jalanan di Israel dipenuhi ribuan orang yang berdemonstrasi menentang perdana menteri Netanyahu.
Poster-poster bermunculan di seluruh Israel. Beberapa di antaranya secara terbuka mencaci maki dan menghina Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
ADVERTISEMENT
Dia telah tampil sebagai musuh nomor satu publik. Dukungan untuk perangnya telah mencapai titik terendah. Lebih dari 70% warga Israel menginginkan dia mundur.
Ada tiga alasan yang mendorong sentimen tersebut. Yang pertama terkait dengan serangan 7 Oktober. Itu adalah kegagalan intelijen yang besar, tetapi Netanyahu tidak mau bertanggung jawab atasnya, meskipun banyak warga Israel melihat ini sebagai kegagalannya.
Ini termasuk pendukung Partai Likud sendiri, partainya Netanyahu. Tahun lalu para pendukung partai pernah ditanya tentang hal ini. Dalam survei, 69% dari mereka mengatakan bahwa Netanyahu harus bertanggung jawab atas 7 Oktober. Ini adalah para pendukung yang notabene anggota atau simpatisan partainya.
Alasan kedua menyangkut status para sandera. Ketika Netanyahu menyatakan perang terhadap Gaza, salah satu tujuan besarnya adalah untuk membawa kembali sandera Israel yang ditawan Hamas. Lebih dari 250 dari mereka ditawan pada 7 Oktober.
ADVERTISEMENT
Hingga kini pertempuran sudah berlangsung selama 6 bulan. Dan masih ada sekitar 130 sandera yang hilang, setidaknya 34 warga Israel dianggap tewas. Keluarga para korban ini telah menuntut jawaban dan mereka tidak mendapatkannya.
Alasan ketiga adalah persepsi. Bagaimana Netanyahu dilihat oleh para pemilih? Banyak warga Israel mencapnya egois. Itulah temuan penelitian terbaru oleh sebuah universitas di Yerusalem. Dari Oktober 2023 hingga Januari tahun ini, universitas ini mengumpulkan opini pemilih di berbagai titik waktu.
Mereka bertanya tentang perang Netanyahu dan keputusan yang dia ambil sebagai perdana menteri. Lihat apa yang mereka temukan. 56% responden mengatakan keputusan Netanyahu didorong oleh pertimbangan politik, bukan kepentingan nasional.
Jadi, dukungan publik dan kepercayaan pada perdana menteri menyusut. Tetapi dia tetap saja tidak terpengaruh oleh opini ini, setidaknya secara publik dia tidak berniat mundur. Netanyahu juga tidak menunjukkan kecenderungan untuk meredakan ketegangan dengan Iran atau mengakhiri perang di Gaza.
ADVERTISEMENT
Sayangnya tidak ada oposisi politik yang kuat terhadapnya. Netanyahu memerintah koalisi yang rapuh dan pemerintahannya bisa jatuh bahkan jika satu partai kolasinya mundur. Tetapi lagi-lagi tidak ada kampanye signifikan untuk menggulingkannya dan tidak ada alternatif lain yang menarik.
Apa artinya ini bagi Israel? Ini bermakna bahwa perdamaian masih akan terus dihindari untuk saat ini. Warga Israel harus bersiap untuk kerusuhan di perbatasan.