Riyadh di Balik Proyek AI China

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
13 Juni 2024 7:14 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/video/clip-1103910603-saudi-arabia-futuristic-city--artificial-intelligence
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: https://www.shutterstock.com/video/clip-1103910603-saudi-arabia-futuristic-city--artificial-intelligence
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
OpenAI, Anthropic, Microsoft, Google, atau Meta adalah sederatan perusahaan AI terbesar saat ini. Tapi tahukah Anda persamaan mereka? Semuanya berbasis di Amerika.
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat saat ini memimpin dalam perlombaan AI, tetapi bagaimana dengan China? Grup AI China telah lama memelopori banyak teknologi, seperti teknologi pengawasan atau pengintaian. Mereka memiliki investor global.
Namun, dalam hal kecerdasan generatif, China tertinggal. Mereka belum membangun sistem deep learning atau model bahasa raksasa hingga munculnya ChatGPT yang fenomenal. Barulah saat itu China mulai menaruh perhatian.
Hanya saja saat itu Washington dan Beijing sudah berselisih. Ada pembatasan ekspor semikonduktor ke China. Investor asing pun menjauh. Tetapi China tetap saja menemukan investor, yaitu Arab Saudi.
Saudi berinvestasi di Zhipu AI, jawaban China atas OpenAI. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2019 oleh sekelompok lulusan ilmu komputer. Zhipu termasuk di antara perusahaan China pertama yang mendapat persetujuan pemerintah untuk peluncuran publik.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Zhipu telah merilis chatbot. Mereka juga berencana meluncurkan perangkat lunak teks-ke-video berkualitas tinggi, mirip dengan OpenAI Sora. Perusahaan ini telah mendapatkan dukungan dari pemerintah serta investor, seperti Alibaba dan Tencent.
Saat ini, Zhipu adalah startup kecerdasan buatan paling terkemuka di China. Mereka termasuk dalam empat Macan AI baru China, bersama dengan perusahaan lain seperti Moonshot AI, Baichuan, dan Minimax. Jadi masuk akal bagi Riyadh untuk memilih Zhipu.
Menurut sebuah laporan, Arab Saudi ikut serta dalam putaran investasi senilai $400 juta melalui Prosperity 7, sayap modal ventura dari raksasa minyak milik kerajaan Aramco. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kesepakatan ini memberi valuasi Zhipu sebesar $3 miliar.
Banyak sumber mengatakan bahwa Arab Saudi tidak ingin Silicon Valley mendominasi sektor ini. Jadi mereka memilih alternatif, tetapi apakah ini akan menjadi taruhan yang bagus?
ADVERTISEMENT
China mungkin tertinggal dalam perlombaan AI saat ini, tetapi mereka bisa mengejar ketertinggalan. Alasannya adalah basis konsumen mereka yang besar. Hampir semua orang di negara ini menggunakan aplikasi super WeChat yang memberi pihak perusahaan informasi yang besar, tapi juga kekhawatiran tentang hal-hal seperti privasi.
Ini bisa menciptakan model AI yang sekuat pesaing mereka, Amerika. Itulah sebabnya Washington berusaha mencegahnya. Amerika Serikat telah meminta negara lain untuk berhenti mendukung investasi di sektor teknologi China.
Lalu mengapa Riyadh melakukan ini? Ini adalah sebuah spekulasi bisnis murni. Bulan lalu, sebuah laporan menyebutkan bahwa Arab Saudi akan menarik investasinya dari China jika dipaksa. Artinya Riyadh mengatakan Amerika Serikat adalah mitra nomor satu mereka dalam hal chip AI dan industri semikonduktor.
ADVERTISEMENT
Namun pada titik ini, kata-kata dan tindakan mereka tidak selaras. Sepertinya Riyadh sedang berusaha mendapatkan yang terbaik dari kedua kubu dunia ini selagi mereka masih bisa.