Rontoknya Influencer ‘Kemewahan’ di China

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
5 Juni 2024 14:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi influencer perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi influencer perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di dunia media sosial yang gemerlap, para influencer adalah sosok paling berkuasa. Mereka sering memamerkan gaya hidup mewah; tas bermerek atau mobil mewah yang mereka miliki. Menjadi pertanyaan, sejauh mana batas apa dari apa yang disebut banyak atau berlebihan?
ADVERTISEMENT
Tanya saja pada pemerintah China dan mereka akan memberi tahu Anda. Pamer kekayaan itu buruk. Untuk itu Beijing mengambil langkah terbaik. Pemerintah China sedang menindaklanjutinya. Influencer yang suka pamer kekayaan adalah musuh masyarakat nomor satu.
Langkah bergerak maju, seperti yang menimpa Wang Hongquan, yang mendapat julukan "Kim Kardashian China" karena sikapnya yang pamer kekayaan secara berlebihan. Wang adalah perwujudan hidup dari kemewahan.
Dia pernah sesumbar bahwa dia tidak pernah keluar rumah tanpa mengenakan perhiasan dan pakaian seharga minimal $1,4 juta. Belum lagi dia sangat populer. Wang memiliki sekitar 4,4 juta pengikut di platform, seperti Douyin. Para pengikutnya dengan mudah menyaksikannya memamerkan kekayaannya.
Gaya hidup Wang yang mencolok tidak diterima semua orang, terutama oleh lembaga pengawas internet China. Lembaga ini memutuskan dia harus (di)mundur(kan). Tak menunggu lama, semua platform media sosial Wang menghilang; Weibo, Douyin, Xiaohongshu.
ADVERTISEMENT
Lembaga ini telah melarangnya memamerkan gaya hidup mewahnya. Sebetulnya dia bukan satu-satunya yang disasar. Akun sosial influencer lain Baoyu Jiajie, yang dipanggil Sister Abalone, juga telah lenyap. Lewat akun Douyin miliknya, Baoyu Jiajie memiliki 2,3 juta pengikut.
Sensor bukanlah hal baru di China. Media sosial harus tunduk dengan banyak aturan di sana. Anda tidak boleh menghina Partai Komunis China, Anda tidak boleh menjelekkan budaya China, Anda tidak boleh menyebarkan rumor tentang bisnis China, Anda tidak bisa mempromosikan makan berlebihan, Anda harus menjunjung tinggi nilai-nilai sosial yang positif.
Pada tahun 2016, pihak berwenang memutuskan untuk membersihkan internet. Siapa pun yang tidak mengikuti aturan bakal didepak. Namun pada April tahun ini, lembaga pengawas internet China memiliki aturan baru, tidak boleh ada pameran kekayaan yang absurd.
ADVERTISEMENT
Tentu saja Beijing punya alasan sendiri untuk mencegah pengaruh negatif terhadap remaja. Media pemerintah menyebutnya pengaruh yang beracun.
Tapi, sebagaimana yang sering berlaku dengan China, apa yang Anda lihat bukanlah yang sebenarnya terjadi. Alasan sebenarnya di balik tindakan keras ini adalah ekonomi China sedang lesu.
Pemulihan setelah pandemi melambat, pasar real estate jatuh, pengangguran ana-anak muda Gen Z mencapai rekor tertinggi dan pameran kekayaan seperti itu dapat menimbulkan kemarahan dan ketidakpuasan di antara publik. Karenanya Beijing ingin menghindari skenario itu.
Sayangnya kedua influencer terus saja membuat kekisruhan. Mereka tidak menganggap serius peringatan itu. Mereka tetap saja mengunggah video rumah atau apartemen mewah dan Rolls-Royce yang khusus dibuat untuk mereka.
ADVERTISEMENT
Ini menjadi pukulan terakhir bagi pihak berwenang. Mereka akhirnya menghapus video mereka dari semua platform media sosial.
Kisah ini berfungsi sebagai peringatan di dunia media sosial. Runtuhnya tahta kejayaan seringkali berlangsung cepat dan tidak hormat. Kekayaan bisa berubah dalam sekejap mata. Khusus di China, itu bisa lewat tangan pihak berwenang.