Kerja Malam: Sosok Perempuan (Part 2)

Dukun Millenial
INGAT!! Di dunia ini kita tidak pernah sendirian....
Konten dari Pengguna
20 April 2021 20:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bekerja malam, dok: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekerja malam, dok: pixabay
ADVERTISEMENT
Setelah semua peralatan turun dari mobil kami memulai pekerjaan ini. Api mulai dinyalakan dengan instruksi dari mandor dan orang-orang yang memang sudah berpengalaman.
ADVERTISEMENT
Saya hanya bertugas menjadi kenek karena memang belum bisa mengoprasikanya. Beberapa kilo meter jarak yang harus kami kerjakan. Kami juga harus memakai sepatu safety untuk menghindari panas dari pembakaran. Perlahan arus jalan mulai lengang hanya beberapa mobil yang melintas.
Terlebih jalan yang kami garap memang kanan kirinya masih berupa entah pekarangan ataupun hutan kecil. Jam 00:30 malam saya beristirahat di bawah jembatan tercium bau busuk yang begitu menusuk. Saya pun membicarakan hal tersebut kepada ujang yang memang sudah berpengalaman di sini dan benar saja saya tidak boleh beristirahat di bawah jembatan karena memang di situ adalah tempat mereka yang tak kasat mata. Ujang menyuruh untuk tetap fokus dan menghindari segala sesuatu hal yang ganjil nantinya.
ADVERTISEMENT
Hari demi hari berlalu saya pun sudah bisa memakai alat pembakaran tersebut. Semua dilalui dengan aman tanpa ada gangguan hingga kami dipindah di jalan tol Cikampek.
Hal yang sama selalu kami lakukan sebelum memulai pekerjaan yaitu membuang arus mobil untuk ke tengah sampai kami tiba di tempat tujuan.
Setelah semua rambu terpasang barulah kami memulai pekerjaan, terlihat kanan kiri masi berupa hutan yang gelap. Perasaan tak enak muncul seiring malam yang telah larut.
Able yang biasanya banyak tingkah mendadak menjadi pendiam, kebetulan saat itu saya Able dan Roni berada dalam satu tim. Sikap dan sifat Roni memang berbanding terbalik dengan Able. Roni seorang yang pendiam, tak banyak bicara semntara Able banyak tingkah, pecicilan dan banyak bicara.
ADVERTISEMENT
[Cerita ini diadaptasi dari Twitter/demozyen]
Namun entah kenapa mereka berdua nampak kompak, tak ada yang berbicara, hanya fokus terhadap pekerjaan mereka. Kami menggarap marka di perbatasan Bekasi dan Karawang.
Kanan kiri masih hutan lebat nan gelap, suasana pun nampak lengang, tak banyak kendaraan yang lewat mungkin karena sudah jam 2 malam.
Saya pun buru-buru untuk menyelesaikan pekerjaan agar cepat pindah ke tempat yang lebih ramai dan terang. Saat sedang fokus -bekerja tiba-tiba Able bertingkah seperti orang yang sedang kebingungan.
Ia nampak resah dan gelisah, sedari tadi hanya memandang sebrang jalan yang sepih nan gelap. Saya bercerita dari sudut pandang Able, sedari tadi absen di kantor memang badan terasa sangat lelah, bahkan sesekali hampir jatuh lemas entah kenapa.
ADVERTISEMENT
Ketika sedang bekerja saya menolehkan pandangan ke sebrang jalan, tampak wanita yang melambai-lambaikan tangannya. Namun wajahnya tak nampak karena menunduk tertutup rambut panjangnya.
Ilustrasi hantu perempuan, dok: pixabay
Tangan putih pucat dengan kuku tangan yang hitam dan panjang, dia berteriak menyuruh saya menghampirinya. Awalnya saya tidak menghiraukanya namun lama kelamaan suaranya seperti menghipnotis.
Entah kenapa tubuh saya seperti tertarik ke arahnya, saya pun bingung memastikan dia manusia atau bukan, saya begitu gelisah, namun suaranya seakan terus menarik saya untuk menghampirinya kurang lebih seperti itu keterangan yang saya dapat dari Able.
Sesaat Able terlihat tengah menyeberang jalan, saya kaget melihatnya tengah berada di tengah jalan namun pandangannya lurus ke depan tak menghiraukan kiri dan kanan jalan mulai banyak mobil yang berseliweran
ADVERTISEMENT
Tiiiiiitttttt,,,,araaaahhhh,,
Able berteriak terserempet sebuah mobil sedan hitam yang sedang melaju kencang. Able terjatuh ke belakang, ia nampak teramat sangat kesakitan, badanya terserempet dan telapak kakinya tergilas roda, tubuhnya terkapar di tengah jalan.
Dengan lampu senter rambu saya sedikit berlari menghampirinya di susul Roni adiknya Able di belakang sedikit berhati hati karena memang arus mobil sedang lumayan ramai kala itu.
Sesaat sebelum saya sampai saya melihat sempat melihat sosoknya, Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan hilang begitu saja. Sosoknya sama seperti apa yang Able ceritakan. Saya tidak peduli yang terpenting sekarang adalah segerah menolong Able.
Saya dan Roni membopong tubuhnya membawanya ke tepi jalan, nampak orang-orang dari tim lain pun berdatangan menghampiri kami.
Ilustrasi kecelakaan, dok: pixabay
Mandor yang melihat keadaan Able segera menelpon petugas patroli jalan untuk membawa Able ke rumah sakit terdekat. Selang beberapa lama mobil yang ditunggu tiba, kami langsung memasukanya ke dalam mobil.
ADVERTISEMENT
Dengan Di temani mandor Able dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Pak mus yang memang sudah berpengalaman sementara menggantikan tugas mandor untuk mengambil alih pekerjaan. Kita dihimbau untuk tetap fokus dan jangan melamun jika ada sesuatu yang ganjil maka jangan dihiraukan atau paling tidak berpindah tempat untuk meminimalisir hal hal yang tidak kita inginkan.
Bersambung...